KONSEP KEFARMASIAN




A.      Pendahuluan
         Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Ada anggapan bahwa ilmu ini mengandung sedikit kesenian, maka dapat dikatakan bahwa ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari seni meracik obat (art of drug compounding), terutama ditujukan untuk melayani resep dari dokter.
       Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Melihat ruang lingkup dunia farmasi yang cukup luas, maka mudah dipahami bahwa ilmu resep tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik dengan cabang ilmu yang lain, seperti fisika, kimia, biologi dan farmakologi.
          Pada waktu seseorang mulai terjun masuk kedalam pendidikan kefarmasian berarti dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :
  • Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.
  • Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.
  • Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.
          Mempelajari resep berarti mempelajari penyediaan obat-obatan untuk kebutuhan si sakit. Seseorang akan sakit bila mendapatkan serangan dari bibit penyakit, sedangkan bibit tersebut telah ada semenjak diturunkannya manusia pertama.

B. Sejarah Kefarmasi
Ilmu resep sebenarnya telah ada dikenal yakni semenjak timbulnya penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradaban dan mulai terjadi penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan usaha pencegahan terhadap penyakit.
Ilmuwan- ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran adalah :
-          Hipocrates (460-370),  adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Dan Hipocrates disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran
-          Dioscorides (abad ke-1 setelah Masehi), adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama yang menggunakan tumbuh- tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Karyanya De Materia Medica. Obat-obatan yang dibuatnya yaitu Aspiridium, Opium, Ergot, Hyosyamus dan Cinnamon.
-          Galen (130-200 setelah Masehi),  adalah dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika.
-          Philipus Aureulus Theopratus Bombatus Van Hohenheim (1493-1541 setelah masehi), Adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya  Paracelcus , sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

Ilmu farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di perancis  dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan dalam beberapa bentuk antara lain buku pelajaran, majalah, Farmakope maupun komentar. Kemajuan di Perancis ini diikuti oleh negara Eropa yang lain, misalnya  Italia, Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di Amerika sekolah farmasi pertama berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu farmasipun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan, misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika dan kimia farmasi.
Perkembangan farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman Belanda, sehingga buku pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun undang-undang yang dirasa masih cocok tetap dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi  dihilangkan.
Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan meracik obat-obatan dikerjakan di apotek yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker. Bentuk apotek yang pernah ada di Indonesia ada 3 macam : apotek biasa, apotek darurat dan apotek dokter.
Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari mempersiapkan bahan sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal dari kata “Pharmacon” yang berarti racun/obat dan “pole” yang berarti membuat).  Buku ini memuat persyaratan kemurniaan, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.

Suhu penyimpanan
Dingin
adalah suhu tidak lebih dari 8o
Lemari pendingin memiliki suhu antara 2o dan 8o  sedangkan  lemari pembeku mempunyai suhu antara  - 20o dan -10o
Sejuk  
adalah suhu antara  8o dan 15o.
Kecuali dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk dapat                             disimpan di dalam lemari pendingin

Suhu kamar
adalah suhu pada ruang kerja.
Suhu kamar terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 o dan 30o
Hangat
adalah suhu antara 30o dan 40 o
Panas berlebih  
adalah suhu di atas 40o
D.      Obat dan Sediaan

Pengertian Obat Secara Umum
Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.
          Menurut undang – undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah , mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan  manusia.
Pengertian Obat Secara Khusus
1
Obat Jadi
Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2
Obat Patent
Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat pembuat yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
3
Obat Baru
Yakni obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yang berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat  dan kegunaannya.
4
Obat Asli        
Yakni obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
5
Obat Esensial
Adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
6
Obat Generik
Adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.                                        


Penggolongan Obat
Macam-macam penggolongan obat :
1.        Menurut kegunaannya obat dapat dibagi  :
                   a).   untuk menyembuhkan   (terapeutic)
                   b).   untuk mencegah (prophylactic)
                   c).   untuk diagnosa (diagnostic)    
2.         Menurut cara penggunaan  obat dapat dibagi :
a).   Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam), adalah obat yang digunakan melalui orang dan diberi tanda etiket putih
b).   Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar), adalah obat yang cara penggunaannya selain melalui oral dan diberi tanda etiket biru. Contohnya implantasi, injeksi, topikal, membran mukosal, rektal, vaginal, nasal, opthal, aurical, collutio/gargarisma.
3.         Menurut cara kerjanya obat dapat dibagi :
a).  Lokal, adalah obat yang bekerjanya pada jaringan setempat, seperti obat – obat yang digunakan secara topikal pemakaian topikal. Contohnya salep, linimenta dan cream
b).   Sistemis, adalah obat yang didistribusikan keseluruh tubuh. Contohnya tablet, kapsul,  obat minum dan lain – lain.

4.         Menurut undang-undang kesehatan obat digolongkan dalam :
a).   Obat narkotika (obat bius), merupakan obat yang diperlukan dalam bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan dan dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan.
b).   Obat Psikotropika (obat berbahaya), obat yang mempengaruhi proses mental, merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan / kelakuan orang.
c).   Obat keras adalah semua obat yang :
   mempunyai takaran maksimum atau yang tercantum dalam daftar  obat keras.
   diberi tanda khusus lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi  berwarna hitam dengan huruf  K yang menyentuh garis tepi.
   obat baru , kecuali dinyatakan Departemen Kesehatan tidak membahayakan
   semua sediaan parenteral
d).   Obat Bebas Terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan  tanpa resep dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda peringatan(P1 s/d P6)
e).   Obat Bebas adalah  obat yang dapat dibeli secara bebas, dan tidak membahayakan bagi si pemakai dan diberi tanda lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.

Sumber Obat
Obat yang kita gunakan ini berasal dari berbagai sumber antara lain :
1.        Tumbuhan (flora, nabati), seperti digitalis folium, kina, minyak jarak.
2.        Hewan (fauna, hayati) seperti minyak ikan, adeps lanae, cera.
3.        Mineral (pertambangan) seperti kalium iodida, garam dapur, parafin, vaselin.
4.        Sintetis (tiruan/buatan) seperti kamfer sintetis, vitamin C
5.        Mikroba seperti antibiotik penicillin dari Penicillium notatum
Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama / bakteri, kemoterapi dibedakan atas :

Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium, sublimat.

Bakteriostatika yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.

Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah :
          a.  Antibiotika

          b.  Sulfonamida

          c.  Anti Parasitik.
          d.  Anti virus
          e.  Anti neoplastika (sitostatika)
          f.  Lain-lain
              -    Anti TBC
              -    Anti Lepra


A.    Antibiotika
         
          Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti = lawan, bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
          Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming (Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey.         Kemudian banyak zat  dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat.      Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau semi sintetis.
          Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotik sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong.


Efek samping
          Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:

1.       Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan  terjadi reaksi hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan, bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).

2.       Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.

3.       Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan dan urogenital.
Spesies mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan supra infeksi.  Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat mudah dijangkiti supra infeksi ini.

Penggolongan antibiotik berdasar aktivitasnya

Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas :
1.       Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow  spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)

2.       Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negatif.  Contohnya   ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenicol.
Kelompok antibiotika
Antibiotika yang akan dibicarakan adalah:
1.             Golongan Penisilin
2.             Golongan Sefalosforin
3.             Golongan Aminoglikosida
4.             Golongan Kloramfenikol
5.             Golongan Tetrasiklin
6.             Golongan Makrolida
7.             Golongan Rifampisin dan Asam Fusidat
8.             Golongan Lain - Lain

Spesialite :    
1. Golongan Penicillin (golongan beta laktam)
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Benzyl Penicillin
Procaine Penicillin-G
Vial 20 ml : 3.000.000 unit
Meiji
2.
Penisilin V
( Phenoxymethyl Penicillin )
Fenocin
Ospen
125 mg / tablet
250 mg / tablet,
250 mg / 5mlsyr.
Dumex Alph.
Biochemie / KF

3.
Ampisilin
Penbritin





Kalpicillin


Omnipen


100mg;250 mg;500 mg;
1g/ vial
250 mg, 500 mg / kapsul
125mg/5mlsyr.,250ml/5ml syr.Forte,125mg/ tab.ped.

500 mg / kaplet ;
250 mg, 500 mg, 1 g/vial

250 mg, 500 mg / kapsul ;
125 mg / 5ml syr. ;
250 mg / 5ml syr. Forte
Beecham





Kalbe Farma


Wyeth


3.
Ampisilin
Viccillin

250 mg, 500 mg, 1g / vial ;
250 mg, 500 mg/ kapsul ;
125 mg / 5ml syr.;
250 mg / 5ml syr. forte
Meiji
4.
Amoksisilin
Amoxil




250 mg,500mg/kapsul ;
250 mg, 1g/tablet; 125mg/5ml syr.;
250 mg/5mlsyr Forte ;
125 mg/1,25 ml drops;
500 mg, 1 g / vial injeksi
Beecham



Topcillin




Ospamox
250mg/kapsul;
500mg,1g kaplet;
125 mg / 5ml syr.
250mg/5mlsyr. Forte

125 mg, 250 mg / 5ml syr.;
100mg/mldrops; 250mg/kapsul;
500 mg, 750 mg, 1g/ tablet
Dankos




Biochemie

NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
5.
Co-amoxyclav
(Amoksisilin + As.clavulanat )
Augmentin
Clavamox
Per tablet :
Amoxycillin 250mg(500mg)
As.clavulanat 125mg(125mg)
Tiap 5ml syr./ syrop forte :
Amoxycillin 250mg(500mg)
As.clavulanat 31,25mg
 (62,5 mg )
Tiap vial injeksi :
Amoxycillin 500mg(1g)
As.clavulanat 100mg(200mg)
Beecham
Kalbe Farma



6.
Sultamicillin
( Ampicillin +  Sulbactam )
Unasyn
Per tablet :
Ampicillin 220 mg
sulbaktam 147 mg
Pfizer
7.
Kloksasilin
Ikaclox



Meixam
250 mg, 500 mg / kapsul
125mg/5mlsyr.;
250mg,500mg/vial

250 mg, 500 mg / kapsul
250 mg, 500 mg, 1g / vial
Ika Pharmindo



Meiji

2.       Golongan Sefalosporin  (golongan beta laktam)
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Sefadroksil
Duricef




Cefat
125mg/ 5ml suspensi;
250 mg / 5ml susp. Forte;
250 mg, 500mg / kapsul
1g / kaplet

250 mg, 500 mg / kapsul
Bristol - Myers Squib



Sanbe Farma
2.
Sefotaksim
Claforan
0,5g, 1g, 2g / vial
Hoechst
3.
Sefaleksin
Tepaxin
250 mg / kapsul
Takeda
4
Sefriakson
Rocephin
250 mg, 500 mg, 1g / vial
Roche
5.
Sefradin
Velosef
250 mg, 500 mg / kapsul;
1000 mg / tablet;
500mg, 1g / vial ;
125 mg / 5 ml suspensi ;
25 0 mg / 5 ml susp.forte
Bristol-Myers Squib
6.
Sefuroksim
Zinnat
1g / vial
Glaxo-Wellcome




3.       Golongan Aminoglikosida
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Gentamisin Sulfat
Garamycin
20mg, 80mg, 120 mg / vial 2 ml
60mg/1,5 ml ampul
Schering
2.
Amikasin

Amikin
200mg, 500mg, 1g / vial
B-M-S
3.
Kanamisin Sulfat
Kanamycin Meiji
500mg, 1g, 2g / vial
250 mg / kapsul
Meiji

4.
Neomisin Sulfat
Neobiotic
250 mg / tablet
Bernofarm
5.
Streptomosin
Streptomycin Meiji
1g, 1,5g, 5g / vial
Meiji
6.
Framisetin
Sofra-Tulle
Daryant-Tulle
Kassa pembalut steril
Darya Varia

4.       Golongan Kloramfenikol
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Kloramfenikol

Colme
Chloramex
Enkacetyn
Kalmicetin
250 mg /kapsul
125 mg / 5 ml syr.
Interbat
Dumex Alpharma
Kimia Farma
Kalbe Farma
2.
Tiamfenikol

Urfamycin
Thiamycin
Thiambiotic
250 mg, 500 mg / kapsul
100 mg / 5 ml syrup
Zambon
Interbat
Prafa

5.       Golongan Tetrasiklin
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Tetrasiklin
Dumocycline
Supertetra
Tetrin
250 mg / kapsul
Dumex Alph.
Darya-Varia
Interbat
2.
Doksisiklin
Vibramycin
Dumoxin
50 mg, 100 mg/kapsul
100mg, 150 mg / tablet
Pfizer
Dumex Alph.
3.
Minosiklin HCl
Minocin
50mg, 100 mg / kapsul
50 mg / 5ml syr.
Lederle
4.
Oksitetrasiklin HCl
Oxytetracycline Indo Farma
Terramycin
Salep Mata

Kapsul 250 mg, vial
Indo Farma

Pfizer



6.       Golongan Makrolida
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Eritromisin
Erythrocin


Kalthrocin
Pharothrocin
250 mg / kapsul;
250 mg (500mg)/tablet(forte)
200 mg / tablet kunyah;
200mg/ 5ml suspensi
250 mg / 5ml susp.forte
100 mg/ 2,5ml drops
Abbot


Kalbe Farma
Pharos

2.
Spiramisin
Rovamycin
Spiradan
500 mg / tablet
250 mg / tablet pediatric
125 mg / 5 ml syr.
Rhone P.
Dankos
3.
Roxithromycin
Rulid
150 mg, 300 mg / tablet
100 mg / tablet pediatric
Hoechst
4
Azithromycin
Zithromax

Zycin
250 mg, 500 mg /tablet
200 mg / 5 ml suspensi
250 mg / kapsul
Pfizer

Interbat

7.       Golongan Quinolon
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Ciprofloxacin
Ciproxin




Baquinor
100mg/50ml, 1200mg/100ml
/ infus i.v.
100mg, 250mg, 500mg, 750mg  / tablet

250mg(500mg)/tab. (forte)
Bayer




Sanbe Farma
2.
Nalidixic Acid
Negram
500 mg / tablet
Sanofi
3.
Ofloxacin
Tarivid
200 mg, 400 mg / tablet
2 mg / ml vial
Kalbe / Daiichi

8.       Golongan Lain - Lain
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Klindamisin Hidroklorida
Dalacin C
Niladacin
Lando
150 mg, 300mg / kapsul;
75 mg / 5 ml granul;
150 mg / 2 ml ampul
Up John
Nicholas
Pyridam
2.
Kolistin Sulfat
Colistine
250.000 IU, 1.500.000 IU/ tablet
Dumex Alpharma
3.
Metronidazol
Elyzol
Flagyl i.v
Nidazole
500 mg / tablet
5 mg / ml infusa
Dumex
Rhone Povlenc
Kalbe Farma


NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
4.
Lincomycin
Lincocin

250 mg, 500mg / kapsul
250 mg / 5ml syr.
300 mg / ml vial
Up John


5.
Tinidazole
Fasigyn
Flatin
500 mg / tablet
Pfizer
Prafa
6.
Rifampicin
Kalrifam
150mg, 300mg, 450mg, 600 mg / kapsul
Kalbe Farma

                                                                                       
B.    Sulfonamida

          Sulfonamida merupakan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar :
H2N – C6H4 – SO2NH R
Adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi.
          Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).
          Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme  saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa :
H2N – C6H4 - COOH

Efek samping
          Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal. Untuk menghindari terjadinya kristal uria, pada pengobatan dengan  sulfa perlu :
·         penambahan Na- bicarbonat untuk melarutkan senyawa yang mengkristal.
·         minum air yang banyak  (minimum 1,5 liter / hari)
·         dengan membuat preparat kombinasi (trisufa) yang terdiri dari sulfadiazin,  sulfamerazin, sulfamezatin.

Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.


Sulfadiazin + Sulfamerazin + Sulfamezatin


Trisulfa


aaa  500 mg / tablet


Kimia Farma
Indofarma


NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
2.

Sulfasetamida Natrium

Albucid

Tetes mata 10 %,
Salep mata  6 %
Nicholas
3.
Kotrimoksazol
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Bactrim








Bactricid
Per tablet Pediatric :
TMP 20 mg, SMZ 100 mg
Per tablet Adult :
TMP 80 mg, SMZ 400 mg
Per tablet Forte :
TMP 160 mg,SMZ 800 mg
Syrup : TMP : 40 mg /5ml,
            SMZ : 200 mg /5ml

Per tablet : 
TMP 80 mg,SMZ 400 mg
Per tablet Pediatric :
TMP 20 mg,SMZ 100 mg
Per capsul :
TMP 160 mg,SMZ 800 mg
Roche








Soho


C.    Antiparasitik

Antiparasitik  adalah obat – obat yang digunakan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit.             Anti parasit dibagi menjadi empat  yaitu :
1.        Antimalaria
2.        Antiamuba
3.        Anticacing
4.        Antifungi

1.       Antimalaria
            Antimalaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan posisi menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah demam berkala disertai menggigil, nyeri kepala dan nyeri otot, hati membesar  sehingga timbul rasa mual dan muntah, anemia.

Penggolongan obat antimalaria :
a)    Obat-obat pencegah / profilaktik
b)    Obat-obat penyembuh / pencegah demam = kurativum
c)    Obat-obat pencegah kambuh
d)    Obat – obat pembunuh gametosid






Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Sulfadoksin + Pyrimetamin
Fansidar
Suldox
Per tablet :
Sulfadoxine 500 mg
Pyrimethamine 250 mg
Roche
Dumex
2.
Klorokuin
Resochin
Nivaquine

Mexaquin
250 mg / tablet
100 mg, 300 mg / tablet
5 mg/ml syr.
250 mg/ tablet
Bayer
Rhone P.

Konimex
3.
Kuinin Sulfat
Tablet Kina
200 mg / tablet salut
Kimia Farma
4.
Euchinini /
Quinini etilkarbonat

Euchinin
100 mg / tablet
Kimia Farma


2.       Antiamuba
          Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang dikenal dengan dysentri amuba.
          Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala diare berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air besar. Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis amuba)

Spesilaite :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Klorokuin Fosfat
Lihat antimalaria


2.
Metronidazol
Corsagyl

Flagyl
250 mg, 500 mg/tablet

250 mg / tablet
500 mg / tablet forte
125 mg / 5ml suspensi
0,5g, 1g / supositoria
Corsa

Rhone P
3.
Tinidazol
Fasigyn
500 mg / tablet salut
Pfizer
4.
Nimorazol
Naxogin
250 mg, 500 mg / tablet
Pfizer
5.
Secnidazol
Sentyl
Flagentyl
500 mg / kapsul
500 mg / tablet
Sunthi Sempuri
Rhone P.

3.       Obat Anticacing
          Anthelmetika atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia dan hewan.
          Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara masal dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar pada momen-momen tertentu.
          Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada juga yang melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas tanah, terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat hygiene. Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan gangguan lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan,  pucat (anemia) dan lain – lain.
Pencegahannya sebenarnya  mudah sekali yaitu :
·    Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan
·    Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging, ikan dll)
·    Mencuci tangan sebelum makanan.

Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Piperazin
Piperacyl
Upixon
1g /5ml syrup

Bode
Bayer
2.
Mebendazol
Vermox
500mg / tablet
100mg /tablet kunyah
20mg/ 5ml syrup
Janssen
3.
Pirantel Pamoat
(Pyranteli Pamoas )
Combantrin
125mg, 250mg / tablet
125mg, 250mg/5ml susp.
Pfizer
4.
Levamizol HCl
Ascaridil
25mg, 50mg / tablet
Janssen
5.
Oxantel Pamoat + Pyrantel Pamoat
Quantrel
               Oxant.P     Pyr.P
Tablet     150mg      150mg
Susp./ml    20mg       20mg
Pfizer
6
Albendazol
Helben
400mg/kaplet ; chew.tab, 200mg / 5ml syrup
Mecosin


4.       Antifungi / Antijamur
        Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada :
·         Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di atas kulit)
·         Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan vagina oleh sejenis ragi yang disebut candida albicans.

          Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor hygiene juga sangat mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan.

Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Griseofulvin / Fulvicin
Fulcin
Grivin

Mycostop
125mg(500mg)/tablet(forte)


250mg / tablet
Zeneca
Phapros

Zambon
2.
Nistatin
Mycostatin
500.000 IU /tablet
100.000 IU /ml suspensi
100.000 IU /g cream
100.000 IU / tab. vaginal
Bristol-Myers Squib
3.
Klotrimazol
Canesten

Canesten VT
Canesten SD
Cream 1% /5g,10g.
Solutio 1% /10ml
100mg / tablet vaginal
500mg / tablet vaginal
Bayer
4.
Ketokonazol
Nizoral
200 mg / tablet
Janssen
5.
Mikonazol
Daktarin


Mexoderm
Cream 2%
Bedak 2%
Sabun Liquid  2%
Cream 2 %
Janssen


Konimex
6.
Itrakonazol
Sporanox
100mg / kapsul
Janssen


D.    Obat Antivirus
         
          Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun) merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak diri.
          Pengembangan obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat mencapai hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat dan membunuh virus, juga merusak se-sel hospes dimana virus berada.
          Sejumlah obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum memadai karena toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat ini digunakan, antara lain  idoksuridin pada penggunaan topikal dan herpes simplex conjungtivitis serta asiklovir.



Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Asiklovir
Clinovir
Poviral
Cream 5 %
Eye ointment 30mg/g
Cream  500mg/g
Pharos
Kalbe Farma

2.
Methisoprinol
Isoprinosine
500mg/tablet
250mg/5ml syrup
Darya - Varia



E.    Obat Antineoplastika (Antikanker)

          Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan tidak tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan,  yang disebut tumor atau neoplasma (neo = baru;  plasma = bentukan). Sel-sel kanker ini menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melaui saluran darah dan limfe ke tempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma sekunder. Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat.
          Jenis-jenis kanker yang paling sering terdapat adalah kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, lambung-usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula  leukimia  atau kanker darah, dimana produksi leukosit menjadi abnormal tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang.
          Sebab-sebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada manusia diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen dan faktor genetika.

Pengobatan
Pengobatan kanker dikenal beberapa cara, antara lain:
1.        Kemoterapi, yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau membunuh sel-sel kanker.
2.        Operasi / pembedahan, yaitu dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah yang terkena kanker
3.        Radiasi / penyinaran, yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang terdapat sel-sel kanker dengan menggunakan sinar radio aktif.

Efek Samping

Efek samping penggunaan obat-obatan neoplastika, adalah :
·           Depresi sumsum tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang memperbesar resiko infeksi kuman.
·           Gangguan pada kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia.
·           Pembentukan sel-sel darah terhambat
·           Hiperurisemia
·           Terganggunya fungsi reproduksi
         
          Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang  memiliki titik kerja di dalam sel yang berlainan, dengan demikian daya kerjanya diperkuat dan terjadinya resistensi dapat dihindarkan.

Spesialite kemoterapi :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
Doksorubisin Hidroklorida
Adriamycin RD
10mg, 50mg/vial
Carlo Erba
2.
Fluorourasil
Adrucil
250mg/5ml vial
500mg/10ml vial
Carlo erba

3.
Bleomisin sulfat
Bleocin
15mg/ampul
Kalbe Farma
4.
Sisplatin
Cisplatin
10mg/ 20ml vial
Kalbe Farma
5.
Siklofosfamida
Endoxan
200mg, 500mg,1g/vial
Asta
6.
Metotreksat
Farmitrexat
2,5mg/tablet
5mg, 50mg/ vial
Carlo Erba
7.
Sitarabin

Erbabin
100 mg / ml vial
Kalbe Farma
8.
Vinkristin Sulfat
Krebin
1mg/ml ampul
Kalbe Farma
9.
Vinblastin Sulfat
Vinblatine Sulphate DBL
1mg/ml ampul
Tempo Scan Pacific


F.    Lain - Lain
1.       Obat Anti TBC
          Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.
          Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882).
          Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah kelenjar, tulang, ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:
·           Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.
·           Perumahan yang tidak memenuhi syarat (ventilasi dan masuknya cahaya matahari)
·           Kebersihan/hygiene
·           Kurang gizi/gizi tidak baik.
Penularan kuman TBC dapat melalui:
·           Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin.
·           Lewat makanan dan minuman
Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik.
          Cara pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayi-bayi yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak terinfeksi TBC.

Pengobatan
          Sebelum ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak dan vitamin A.
          Obat TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC menjadi  INH, ethambutol dan rifampisin.
          Dengan pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu yang cukup lama .
Tujuan pengobatan kombinasi :
·           Mencegah resistensi
·           Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal.
·           Mengurangi efek samping.

Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1
Ethambutol
Cetabutol
Kalbutol
Etibi
250 mg, 500 mg/tablet
500 mg / tablet
250 mg, 500 mg / tablet
Soho
Kalbe Farma
Rocella
2.
Isoniazid


Isoniazid + Vitamin B-6
Isonex
INH

Pehadoxin

50 mg / 5 ml syr.
50 mg , 100 mg / tablet

Per tablet  :
INH 100 mg,Vit.B6 10 mg
Dumex
Soho

Phapros




Isoniazid + Vitamin B-6 + Ethambutol
Inoxin

Intam 6
Meditam

Per tablet :
INH 400 mg,Vit.B610 mg

Per tablet :
INH 100 mg,Ethambutol 250 mg, Vit.B6 10 mg
Dexamedica


Rhone P
Medikon




NO.
NAMA GENERIK
& LATIN
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
.

Mycothambin- INH Forte
Per tablet :
INH 200 mg,Ethambutol 500 mg, Vit.B6 20 mg
UAP


3.
Pirazinamida
Prazina
Pezeta Ciba 500
Pulmodex
500 mg / tablet
Ponco
Ciba
Dexamedica
4.
Rifampicin






Rifampicin + INH
Rifampin


Rifamtibi
Rimactane


Rimetazid




Ramicin-Iso
150 mg, 300 mg, 450 mg, 600 mg / kapsul

450 mg, 600 mg/kapsul
450 mg, 600 mg/ kapsul
20 mg / ml syr.

Per kapsul :
1.   Rifampicin 225 mg
     INH 200 mg
2.   Rifampicin 450 mg
     INH 300 mg
Per kapsul :
Rifampicin 500 mg
INH 150 mg
Pharos


Sanbe
Biochemie


Biochemie




Westmont
5.
Streptomisin
Streptomycine Sulphate Injection
1g, 1,5g, 5g/ vial
Meiji


2.       Obat Antilepra
          Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun.
          Di Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen Kesehatan.
Pencegahan
          Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah  seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan bentuk tersebut.
          Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan perlindungan  yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk – L.
Pengobatan
          Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
          Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin.
          WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur hidup pada bentuk – L dan borderline.
Efek samping
          Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya kecuali klofazimin.
                        Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.

Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.


2.

3
Diamino Difenil Sulfon (DDS)

Clofazimine

Rifampicin
Dapson


Lamprene

Lihat obat TBC
100 mg / tablet


50 mg & 100 mg / tablet
Indofarma


Novartis



KAPSUL
Pengertian dan Macam Kapsul
          Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat  dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Macam – macam kapsul
        Berdasarkan bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras (capsulae durae, hard capsul ) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)
Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.
Kapsul keras
Kapsul lunak
-     terdiri atas tubuh dan tutup
-     tersedia dalam bentuk kosong
-     isi biasanya padat, dapat juga cair 
-     cara pakai per oral
-     bentuk hanya satu macam
-     satu kesatuan
-     selalu sudah terisi
-     isi biasanya cair, dapat juga padat
-     bisa oral, vaginal, rectal, topikal
-     bentuknya bermacam - macam
          Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya tumpul tetapi beberapa pabrik membikin kapsul dengan bentuk khusus, misal  ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul cangkang keras yang diisi di pabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda untuk mengetahui identitas pabrik.
          Kapsul  dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dari  berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini mengandung antara 10 – 15 % air.
          Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin  (kadang-kadang disebut gel lunak ) sedikit lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul    lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan opak seperti Titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis /sukrosa 5 %. Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air 6 – 13 %, umumnya berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur (disebut pearles atau  globula).
            Kapsul cangkang lunak  tidak dipakai di apotik, tetapi diproduksi  secara   besar - besaran didalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan. Kapsul lunak yang bekerjanya long acting umumnya berisi granula dan  disebut Spansule.





Macam-macam kapsul berdasarkan ukuran
          Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran  yang  dinyatakan  dalam  nomor  kode.  000 ialah ukuran terbesar dan 5  ukuran terkecil.
Ukuran kapsul                   :    000    00    0    1    2    3    4    5
Untuk hewan                    :     10     11     12
          Umumnya nomor 00  adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Adapula kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal sebagai ukuran OE ) yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu bagi kita untuk mampu memilih ukuran kapsul yang tepat atau memilih ukuran kapsul yang terkecil yang masih dapat menampung bahan obat yang akan dimasukkan. Hal ini penting dalam rangka mempersiapkan resep dokter di apotik.
          Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya  dikerjakan secara eksperimental  dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul  dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
No. ukuran
Asetosal
(alam gram)
Natrium Bikarbonat (dalam gram)
NBB
(dalam gram)
000
00
0
1
2
3
4
5
1
0,6
0,5
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
1,4
0,9
0,7
0,5
0,4
0,3
0,25
0,12
1,7
1,2
0,9
0,6
0,5
0,4
0,25
0,12
          Dalam mempersiapkan resep untuk kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk memudahkan bila diperlukan pembuatan ulang, juga diperhatikan bila seseorang pasien mendapatkan dua macam resep kapsul sekaligus, jangan diberikan dalam warna yang sama untuk menghindari kesalahan minum obat tersebut.






B.      Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul
Keuntungan bentuk sediaan kapsul.
1.        Bentuk menarik dan praktis
2.        Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3.        Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat segera diabsorbsi (diserap) usus.
4.        Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi  dari bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.
5.        Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
Kerugian bentuk sediaan kapsul.
1.        Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang  tidak menahan penguapan
2.        Tidak untuk zat-zat yang higroskopis
3.        Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
4.        Tidak untuk Balita
5.        Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)
C.      Cara Pengisian Kapsul
          Yang dimaksud kapsul disini adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras  terdiri dari dua  bagian yaitu bagian dalam / induk yaitu bagian yang lebih panjang (biasa disebut badan kapsul) dan bagian luar /tutup. Kapsul demikian juga disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini diproduksi besar-besaran di pabrik dengan mesin otomatis. Umumnya ada lekuk khas pada bagian tutup dan induk  untuk memberikan penutupan yang baik  bila bagian induk  dan tutup cangkangnya dilekatkan, untuk mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan penanganan.
          Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin dan dengan alat mesin                                                                                                                           
(1)     Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan ditutup.  

(2)     Dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua  bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
          Caranya :
§   Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat yang tidak bergerak.
§   Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan pada permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
§   Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak. Dengan cara demikian semua kapsul akan tertutup.


(3)     Dengan alat mesin
Untuk menghemat tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran dan untuk menjaga keseragaman dari kapsul tersebut , perlu dipergunakan alat yang serba otomatis mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta keseragamannya lebih terjamin.
D.        Cara penutupan kapsul
          Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang biasa  yakni menutupkan bagian tutup kedalam badan  kapsul tanpa penambahan bahan perekat. Penutupan cangkang kapsul dapat juga dilakukan dengan pemanasan langsung, menggunakan energi ultrasonik atau pelekatan menggunakan cairan campuran air – alkohol
          Untuk menutup kapsul yang berisi cairan perlu dilakukan cara khusus seperti diatas. Cara paling sederhana ialah menambahkan bahan perekat agar isinya tidak keluar atau bocor. Caranya oleskan sedikit campuran air-alkohol pada tepi luar bagian badan kapsul, kemudian ditutup sambil diputar.
          Untuk melihat adanya kebocoran kapsul tersebut kapsul diletakkan diatas kertas saring kemudian gerakkan ke depan dan ke belakang  hingga menggelinding beberapa kali. Apabila kapsul tersebut bocor akan meninggalkan noda pada kertas.
          Didalam pabrik yang besar  penutupan kapsul dilakukan secara otomatis . Sebagai cairan penutup pada umumnya larutan gelatin yang diberi tambahan zat warna, sehingga kapsul yang telah ditutup akan kelihatan semacam pita yang berwarna. Warna ini dapat dipergunakan sebagai tanda pengenal dari suatu pabrik.
E.      Cara Membersihkan Kapsul
          Salah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk menutup  rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai dengan  tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Untuk itu kapsul perlu dibersihkan dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan pada pasien, terutama untuk kapsul yang dibuat dengan tangan .
          Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol ) kemudian digosok-gosokkan sampai bersih.
F.      Pengisian Cairan ke Dalam Kapsul Keras
(1)     Zat-zat setengah cair/cairan kental
Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat dikapsul sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi kalau jumlahnya banyak yang jika dikeringkan membutuhkan terlalu banyak bahan inert, maka dapat dibuat seperti masa pil dan dipotong-potong sebanyak yang diperlukan, baru dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat.
(2)     Cairan-cairan
Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan cairan lain yang tidak melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul) dapat langsung dimasukkan dengan pipet  yang telah ditara.Sesudah itu tutup kapsul harus ditutup (di seal) supaya cairan yang ada didalamnya tidak bocor atau keluar.
Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap , kreosot atau alkohol yang akan bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak/meleleh , harus diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40 %.Sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara dengan tegak lurus, setetah itu tutup.
G.     Faktor – Faktor yang Merusak Cangkang Kapsul
Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :
(1)     Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga akan menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Penambahan lactosa atau amylum  (bahan inert netral) akan menghambat proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan sebagainya.
(2)     Mengandung campuran eutecticum
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek. Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan inert baru keduanya dicampur.
(3)     Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.
              (pemecahan sudah dibahas diatas )
(4)     Penyimpanan yang salah
Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut.
Di tempat terlalu kering,   kapsul akan kehilangan air sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.

Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul disimpan :
§  dalam ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering
§  dalam botol gelas tertutup rapat dan diberi  silika (pengering)
§  dalam wadah plastik yang diberi pengering
§  dalam blitser / strip alufoil
H.      Syarat – Syarat Kapsul
(1)     Keseragaman Bobot
          Menurut FI. III, dibagi menjadi dua kelompok , yaitu :
§   Kapsul berisi obat kering
Timbang 20 kapsul, timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.
Bobot rata-rata kapsul
Perbedaan bobot isi kapsul dalam %
A
B
120 mg atau lebih
lebih dari 120 mg
10%
7,5%
20%
15%
§   Kapsul berisi obat cair atau pasta
Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul. Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul tidak lebih dari 7,5%.


(2)     Waktu Hancur
Uji waktu hancur  digunakan untuk menguji kapsul keras maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV., untuk melakukan uji waktu hancur digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester.
         Alat terdiri dari :
§    Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang masing – masingnya 77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan tebal dinding lebih kurang 2 mm, kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah tabung dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter lubang 0,025 inchi (ukuran 10 mesh nomor 23).
§    Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam wadah sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.
§    Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair antara 35o – 39o C.
§    Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29 kali hingga 32 kali per menit.
                 Caranya :
§    Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.
§    Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada  rangkaian    keranjang, gunakan air bersuhu 37 o + 2 o sebagai media kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain  dalam masing – masing monografi.
§    Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 – 32 kali per menit.
§    Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi, semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.
§    Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.
Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak dinyatakan dengan jelas, namun menurut FI.  III,kecuali dinyatakan lain waktu hancur kapsul adalah tidak lebih dari 15 menit.
  (3)   Keseragaman Sediaan
Terdiri dari keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan untuk kapsul lunak.

(4)     Uji Disolusi
Uji ini digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera dalam masing – masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing – masing monografi.


PULVIS / SERBUK
A.      Pengertian
          Pulvis (serbuk)  adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia  yang dihaluskan,ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum.
          Serbuk oral dapat diserahkan  dalam bentuk terbagi (pulveres)  atau tidak terbagi (pulvis). Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada  obat yang relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa  jenis analgetik tertentu, pasien dapat menakar  secara aman dengan sendok  teh  atau penakar yang lain. Serbuk tidak terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur,  keduanya untuk pemakaian luar.  
Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Serbuk
          Kelebihan         
-            Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si penderita.
-            Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.
-            Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna dibanding , sediaan padat lainnya.
-            Cocok digunakan untik anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet.
-            Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk  serbuk.
Kelemahan
-            Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa diatasi dengan corrigens saporis)
-            Pada penyimpanan menjadi lembab
Syarat – Syarat Serbuk : bila tidak dinyatakan lain serbuk harus  kering, halus dan homogen.
          (1)     Pulveres (serbuk bagi)
Keseragaman bobot : Timbang isi dari 20 bungkus satu-persatu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.
          (2)     Serbuk oral tidak terbagi
Pada serbuk oral tidak terbagi hanya terbatas  pada obat yang relatif tidak poten, seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.
          (3)     Serbuk tabur
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
B.      Derajat Halus Serbuk dan Pengayaan
         Derajat halus serbuk dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.



Tabel :  Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus (menurut FI. IV)

Klasifikasi Serbuk
Simplisia Nabati & Hewani
Bahan Kimia
Nomor Serbuk1)
Batas Derajat Halus2)
Nomor Serbuk1)
Batas Derajat Halus2)
%
No. Pengayak
%
No. Pengayak
Sangat kasar
8
20
60



Kasar
20
40
60
20
60
40
Setengah kasar
40
40
80
40
60
60
Halus
60
40
100
80
60
120
Sangat halus
80
100
80
120
100
120
Keterangan.
1)    Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.
2)    Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.
          Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajad halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran  rentang ukuran partikel) yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 lm, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna.
          Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat. Efektivitas pemisahan menurun cepat jika kedalaman muatan melebihi lapisan dari 6 partikel sampai 8 partikel.
          Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor  230, 270, 325 dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.
          Dalam penetapan derajad halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani, tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Tabel dibawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang pengayak baku anyaman kawat (FI. IV)
Penandaan pengayak

Penandaan pengayak
Nomor Nominal
Ukuran Lubang Pengayak

Nomor Nominal
Ukuran Lubang Pengayak
2
9,5 mm

45
355 mm
3,5
5,6 mm

50
300 mm
4
4,75 mm

60
250 mm
8
2,36 mm

70
212 mm
10
2,00 mm

80
180 mm
14
1,40 mm

100
150 mm
16
1,18 mm

120
125 mm
18
1,00 mm

200
75 mm
20
850 mm

230
63 mm
25
710 mm

270
53 mm
30
600 mm

325
45 mm
35
500 mm

400
38 mm
40
425 mm




C.      Jenis Serbuk
(1)     Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
         
Catatan.
-      Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri ClostridiumTetani,  Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis.
         -       Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
-      Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus  100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

Contoh Pulvis Adspersorius.
              Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius  (  For. Nas )
              Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius            ( Form. Ind )
              Pulvis Paraformaldehydi Compositus       ( Form. Ind )
              Pulvis Salicylatis Compositus                   ( Form. Ind.)

(2)     Pulvis Dentifricius
Serbuk gigi , biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam chloroform / etanol  90 %

(3)     Pulvis Sternutatorius
 Adalah serbuk bersin yang penggunaannya  dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus sekali.

(4)     Pulvis Effervescent
Serbuk effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2, kemudian  membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau asam tartrat ) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat).

Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang menghasilkan  gas  karbondioksida.  Bila kedalam campuran ini ditambahkan zat berkhasiat maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi dengan  cepat. Pada pembuatan bagian asam dan basa harus dikeringkan secara terpisah.      
D.      Cara Mencampur Serbuk
              Dalam mencampur serbuk  hendaklah dilakukan secara cermat  dan jaga agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat serbuk :
§   Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
§   Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah (konstituen) dalam mortir.
§   Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah merata.
§   Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
§   Obat yang volumenya  kecil dimasukkan terlebih dahulu.





Serbuk dengan bahan-bahan padat
          Dengan memperhatikan hal-hal diatas masih ada beberapa pengecualian maupun yang dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut :
(1).    Serbuk halus sekali
§  Serbuk halus tidak berkhasiat keras

Belerang.
Belerang tidak dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam karena menimbulkan butiran bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu dalam pembuatan bedak tabur tidak ikut diayak.

Iodoform.
Karena baunya  yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur diayak terpisah (gunakan ayakan khusus).
   
Serbuk sangat halus dan berwarna.
Misalnya : rifampisin, Stibii Penta Sulfidum
Serbuk dapat masuk kedalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu menggerus  mortir dilapisi zat tambahan   (konstituen).

§  Serbuk halus berkhasiat keras

Dalam jumlah banyak.
Digerus dalam mortir dengan dilapisi zat tambahan.

Dalam jumlah sedikit (kurang dari 50 mg ), dibuat pengenceran sbb. :

          (2).    Serbuk berbentuk hablur dan kristal
                   Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu.
                   Contoh :
                   Serbuk dengan champora
Champhora sangat mudah mengumpul lagi, untuk mencegahnya  dikerjakan dengan mencampur dulu dengan eter atau etanol 95 % (untuk obat  dikeringkan dengan zat tambahan). Cara inipun harus hati-hati karena terlalu lama menggerus atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan mengumpulkan kembali campuran tersebut.
                   Serbuk dengan asam salisilat.
Serbuk sangat ringan dan mudah terbang yang akan menyebabkan rangsangan terhadap selaput lendir hidung  dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam salisilat kita basahi dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan.

                   Serbuk dengan asam benzoat, naftol, mentol, thymol
Dikerjakan seperti diatas. Untuk obat dalam dipakai etanol 95 % sedangkan untuk obat luar digunakan eter.
                   Serbuk dengan garam-garam yang mengandung kristal.
Dapat dikerjakan dalam lumpang panas, misalnya KI dan garam- garam  bromida. Garam- garam yang mempunyai  garam exiccatusnya, lebih baik kita ganti dengan exiccatusnya.
Penggantiannya adalah sbb :
Natrii Carbonas
50 %   atau ½ bagian
Ferrosi Sulfas
60 %   atau  2/3 bagian
Aluminii et Kalii Sulfas
67 %   atau  2/3 bagian
Magnesii Sulfas
67 %  atau  2/3  bagian
Natrii Sulfas
  50 %  atau   ½ bagian
Serbuk dengan bahan setengah padat
          Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adalah adeps lanae, cera flava, cera alba, parafin padat, vaselin kuning dan vaselin putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur dulu diatas tangas air, baru dicampur dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan aceton atau eter, baru ditambah zat tambahan.
Serbuk dengan bahan cair
          (1)     Serbuk dengan minyak atsiri
Minyak atsiri dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara, yakni campuran 2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleosacchara anisi, kita campur 4 g saccharum dengan 2 tetes minyak anisi.
          (2)     Serbuk dengan tinctura
Contohnya serbuk dengan Opii Tinctura,   Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura, Belladonnae Tinctura, Digitalis Tinctura, Ratanhiae Tinctura.
Tinctur dalam jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang panas kemudian dikeringkan dengan zat tambahan. Sedangkan dalam jumlah besar dikerjakan dengan menguapkan diatas tangas air sampai kental baru ditambahkan zat tambahan (sampai dapat diserap oleh zat tambahan ) aduk sampai kering kemudian diangkat. Tinctura yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi kehilangan berat tidak perlu diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus diganti seberat tinctura itu dengan zat tambahan.
Zat berkhasiat dari tinctur menguap, pada umumnya terbagi menjadi 2 :
              §   Tinctur yang dapat diambil bagian-bagiannya.
Spiritus sebagai pelarutnya diganti dengan zat tambahan. Contohnya Iodii tinc. Camphor Spiritus, Tinc. Opii Benzoica

§   Tinctur yang tidak dapat diambil bagian-bagiannya.
Kalau jumlahnya banyak dilakukan pengeringan pada suhu serendah mungkin, tapi kalau jumlahnya sedikit dapat ditambah langsung kedalam campuran serbuk. Kita batasi maksimal 4 tetes dalam 1 gram serbuk. Contohnya Valerianae Tinc. Aromatic Tinc.
Serbuk dengan extractum
          (1)     Extractum Siccum (ekstrak kering)
Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya Opii extractum, Strychni extractum
          (2)     Extractum Spissum (ekstrak kental)
Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan pelarut  (etanol 70 %) untuk mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai pengering. Contohnya Belladonnae extractum, Hyoscyami extractum.          Extrak Cannabis Indicae dan Extrak Valerianae menggunakanetanol 90 %. Extrak Filicis dengan eter.
          (3)     Extractum Liquidum (ekstrak cair)
Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya Rhamni Purshianae ext, Ext. Hydrastis Liq.
Catatan : Ekstrak Chinae Liq. bisa diganti dengan ekstrak Chinae Siccum sebanyak sepertiganya.
Serbuk dengan tablet atau kapsul
          Dalam membuat serbuk  dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet  atau kapsul itu langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang beratnya. Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang  beratnya. Kalau  tablet / kapsul terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat berkhasiatnya dapat kita timbang dalam bentuk zat aslinya. Contohnya Chlortrimeton tablet kadarnya 4 mg,  dapat  juga diambil Chlorpheniramin Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah di encerkan dalam lactosa.
      
E.      Cara Pengemasan Serbuk
          Secara umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
Kemasan untuk serbuk terbagi
          Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa penimbangan ) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara seteliti mungkin,  sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan pemakaian terhadapdosis maksimal kurang dari 80 %. Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80 % maka serbuk harus dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
          Pada dasarnya langkah-langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus serbuk adalah sebagai berikut :
1.           Letakkan kertas rata diatas permukaan meja dan lipatkan ½ inci  kearah kita  pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah ini  harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.

2.           Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah kertas yang  telah dilipat satu kali  lipatannya mengarah keatas disebelah seberang dihadapanmu.

3.           Tariklah sisi panjang yang belum dilipat keatas dan letakkanlah pada kira kira garis lipatan pertama , lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.

4.           Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertasdan lipatlah kehadapanmu setebal lipatan pertama.

5.           Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan untuk mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan ukuran dos tadi. Atau bila pengemasnya plastilk yang dilengkapi klip pada ujungnnya usahahan ukuran pembungkus satu dengan yang lainnya seragam supaya tampak rapi.

6.       Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dos atau plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus  tidak boleh ada serbuk dan tidak boleh   ada ceceran serbuk.
Kemasan untuk serbuk tak terbagi
          Untuk pemakaian luar,  serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah kaleng yang berlubang-lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Misalnya bedak tabur.
          Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam botol                        bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut botol. Contohnya  serbuk antacid, serbuk laksativa.
          Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis / mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk serbuk yang komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau atau amber.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS