KONSEP KEFARMASIAN
A.
Pendahuluan
Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara
penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai
obat. Ada anggapan bahwa ilmu ini mengandung sedikit kesenian, maka dapat dikatakan
bahwa ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari seni meracik obat (art of drug
compounding), terutama ditujukan untuk melayani resep dari dokter.
Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan,
pengenalan, pengawetan dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Melihat ruang
lingkup dunia farmasi yang cukup luas, maka mudah dipahami bahwa ilmu resep
tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik dengan cabang ilmu yang
lain, seperti fisika, kimia, biologi dan farmakologi.
Pada waktu seseorang mulai terjun masuk kedalam pendidikan kefarmasian berarti
dia mulai mempersiapkan dirinya untuk melayani masyarakat dalam hal :
- Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan bermutu.
- Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat.
- Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan.
Mempelajari resep berarti mempelajari penyediaan obat-obatan untuk kebutuhan si
sakit. Seseorang akan sakit bila mendapatkan serangan dari bibit penyakit,
sedangkan bibit tersebut telah ada semenjak diturunkannya manusia pertama.
B. Sejarah
Kefarmasi
Ilmu resep sebenarnya telah ada dikenal yakni semenjak timbulnya penyakit.
Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradaban dan mulai terjadi
penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan
usaha pencegahan terhadap penyakit.
Ilmuwan- ilmuwan
yang berjasa dalam perkembangan farmasi dan kedokteran adalah :
- Hipocrates
(460-370), adalah dokter Yunani yang memperkenalkan farmasi dan
kedokteran secara ilmiah. Dan Hipocrates disebut sebagai Bapak Ilmu
Kedokteran
- Dioscorides (abad
ke-1 setelah Masehi), adalah ahli botani Yunani, merupakan orang pertama yang
menggunakan tumbuh- tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Karyanya De
Materia Medica. Obat-obatan yang dibuatnya yaitu Aspiridium, Opium, Ergot,
Hyosyamus dan Cinnamon.
- Galen (130-200
setelah Masehi), adalah dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani. Karyanya
dalam ilmu kedokteran dan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan
sediaan farmasi yaitu Farmasi Galenika.
- Philipus Aureulus
Theopratus Bombatus Van Hohenheim (1493-1541 setelah masehi), Adalah seorang
dokter dan ahli kimia dari Swiss yang menyebut dirinya Paracelcus
, sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat
spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.
Ilmu farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII
di Perancis. Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di
perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan dalam beberapa bentuk
antara lain buku pelajaran, majalah, Farmakope maupun komentar. Kemajuan di
Perancis ini diikuti oleh negara Eropa yang lain, misalnya Italia,
Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di Amerika sekolah farmasi pertama berdiri pada
tahun 1821 di Philadelphia.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu farmasipun
mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi
saling berkaitan, misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika dan kimia
farmasi.
Perkembangan farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman Belanda,
sehingga buku pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu
berkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun
undang-undang yang dirasa masih cocok tetap dipertahankan, sedangkan yang tidak
sesuai lagi dihilangkan.
Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan meracik obat-obatan dikerjakan di
apotek yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di bawah pengawasan Apoteker.
Bentuk apotek yang pernah ada di Indonesia ada 3 macam : apotek biasa, apotek
darurat dan apotek dokter.
Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari mempersiapkan bahan sampai
penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku resmi farmasi yang dikeluarkan
oleh Departemen Kesehatan, antara lain buku Farmakope (berasal dari kata
“Pharmacon” yang berarti racun/obat dan “pole” yang berarti membuat).
Buku ini memuat persyaratan kemurniaan, sifat kimia dan fisika, cara
pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
Suhu penyimpanan
Dingin
|
adalah suhu tidak
lebih dari 8o
Lemari pendingin
memiliki suhu antara 2o dan 8o sedangkan
lemari pembeku mempunyai suhu antara - 20o dan -10o
|
Sejuk
|
adalah suhu
antara 8o dan 15o.
Kecuali
dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk
dapat
disimpan di dalam lemari pendingin
|
Suhu kamar
|
adalah suhu pada
ruang kerja.
Suhu kamar
terkendali adalah suhu yang diatur antara 15 o dan 30o
|
Hangat
|
adalah suhu
antara 30o dan 40 o
|
Panas
berlebih
|
adalah suhu di
atas 40o
|
D.
Obat dan Sediaan
Pengertian Obat Secara
Umum
Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua
makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun
menyembuhkan penyakit.
Menurut undang – undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah ,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok
badan atau bagian badan manusia.
Pengertian Obat
Secara Khusus
1
|
Obat Jadi
|
Yakni obat dalam
keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil,
suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai teknis sesuai dengan Farmakope
Indonesia atau buku lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
|
2
|
Obat Patent
|
Yakni obat jadi
dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat pembuat yang
dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya.
|
3
|
Obat Baru
|
Yakni obat yang
terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yang berkhasiat, ataupun yang
tidak berkhasiat, misalnya lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen
lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat dan
kegunaannya.
|
4
|
Obat
Asli
|
Yakni obat yang
didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia, terolah secara sederhana
atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional.
|
5
|
Obat Esensial
|
Adalah obat yang
paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak dan
tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
|
6
|
Obat Generik
|
Adalah obat
dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat
berkhasiat yang
dikandungnya.
|
Penggolongan Obat
Macam-macam
penggolongan obat :
1. Menurut kegunaannya obat
dapat dibagi :
a). untuk menyembuhkan (terapeutic)
b). untuk mencegah (prophylactic)
c). untuk diagnosa (diagnostic)
2. Menurut cara
penggunaan obat dapat dibagi :
a). Medicamentum ad usum internum (pemakaian dalam), adalah obat
yang digunakan melalui orang dan diberi tanda etiket putih
b). Medicamentum ad usum externum (pemakaian luar), adalah obat yang
cara penggunaannya selain melalui oral dan diberi tanda etiket biru. Contohnya
implantasi, injeksi, topikal, membran mukosal, rektal, vaginal, nasal, opthal,
aurical, collutio/gargarisma.
3. Menurut cara kerjanya
obat dapat dibagi :
a). Lokal, adalah obat yang bekerjanya pada jaringan setempat,
seperti obat – obat yang digunakan secara topikal pemakaian topikal. Contohnya
salep, linimenta dan cream
b). Sistemis, adalah obat yang didistribusikan keseluruh tubuh.
Contohnya tablet, kapsul, obat minum dan lain – lain.
4. Menurut undang-undang
kesehatan obat digolongkan dalam :
a). Obat narkotika (obat bius), merupakan obat yang diperlukan dalam
bidang pengobatan dan ilmu pengetahuan dan dapat pula menimbulkan
ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan
pengawasan.
b). Obat Psikotropika (obat berbahaya), obat yang mempengaruhi
proses mental, merangsang atau menenangkan, mengubah pikiran/perasaan /
kelakuan orang.
c). Obat keras adalah semua obat yang :
mempunyai takaran maksimum atau yang
tercantum dalam daftar obat keras.
diberi tanda khusus lingkaran bulat
berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang
menyentuh garis tepi.
obat baru , kecuali dinyatakan Departemen Kesehatan
tidak membahayakan
semua sediaan parenteral
d). Obat Bebas Terbatas adalah obat keras yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan
diberi tanda peringatan(P1 s/d P6)
e). Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli secara
bebas, dan tidak membahayakan bagi si pemakai dan diberi tanda lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.
Sumber Obat
Obat yang kita
gunakan ini berasal dari berbagai sumber antara lain :
1.
Tumbuhan (flora, nabati), seperti digitalis folium, kina, minyak jarak.
2.
Hewan (fauna, hayati) seperti minyak ikan, adeps lanae, cera.
3.
Mineral (pertambangan) seperti kalium iodida, garam dapur, parafin, vaselin.
4.
Sintetis (tiruan/buatan) seperti kamfer sintetis, vitamin C
5.
Mikroba seperti antibiotik penicillin dari Penicillium notatum
Kemoterapi adalah
obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan
menyembuhan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba,
fungi, protozoa, cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia.
Berdasarkan khasiatnya terhadap hama / bakteri, kemoterapi dibedakan atas :
Bakterisida yaitu obat
yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama, contoh : fenol, iodium,
sublimat.
Bakteriostatika yaitu obat
yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan
bakteri, sedang pemusnahan selanjutnya dilakukan oleh tubuh sendiri secara
fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh
lainnya),contohnya antibiotika spektrum sempit.
Yang termasuk
kelompok kemoterapi adalah :
a. Antibiotika
b. Sulfonamida
c. Anti Parasitik.
d. Anti virus
e. Anti neoplastika (sitostatika)
f. Lain-lain
- Anti TBC
- Anti Lepra
A.
Antibiotika
Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti = lawan,
bios = hidup. Adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama
fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi
mikroba jenis lain, sedang toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.
Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming
(Penisilin) pada tahun 1928. Tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan
digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr. Florey.
Kemudian banyak zat dengan
khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh dunia,
namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai
obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara
sintetis, atau semi sintetis.
Aktivitas antibiotik umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang
belum sempurna permurniannya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat, atau
karena belum diketahui struktur kimianya, aktivitasnya dinyatakan dalam satuan
internasional = Internasional Unit (IU). Dibidang peternakan antibiotik sering
dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam
negeri potong.
Efek samping
Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat
dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti:
1.
Sensitasi / hipersensitif
Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat
mengakibatkan kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan
secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi
hipersentitiv atau allergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan,
bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya Penisilin dan
Kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep menggunakan
antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).
2.
Resistensi
Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah,
atau waktu terapi kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya
resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan.
Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang
tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
3.
Super infeksi
Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan
dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama.
Supra infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spektrum yang
dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan
dan urogenital.
Spesies
mikroorganisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan, dan
berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur Minella
albicans dan Candida albicans. Selain antibiotik obat yang
menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva lainnya
dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya,anak-anak dan orangtua sangat
mudah dijangkiti supra infeksi ini.
Penggolongan
antibiotik berdasar aktivitasnya
Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat
digolongkan atas :
1.
Zat-zat dengan aktivitas sempit (narrow
spektrum)
Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenis
bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya
eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif),
streptomisin, gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif saja)
2.
Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spectrum)
Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik
jenis bakteri gram positif maupun gram negatif. Contohnya
ampisilin, sefalosporin, dan kloramfenicol.
Kelompok
antibiotika
Antibiotika yang akan dibicarakan adalah:
1. Golongan
Penisilin
2. Golongan
Sefalosforin
3. Golongan
Aminoglikosida
4. Golongan
Kloramfenikol
5. Golongan
Tetrasiklin
6. Golongan
Makrolida
7. Golongan
Rifampisin dan Asam Fusidat
8. Golongan
Lain - Lain
Spesialite :
1. Golongan Penicillin
(golongan beta laktam)
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Benzyl Penicillin
|
Procaine Penicillin-G
|
Vial 20 ml : 3.000.000 unit |
Meiji
|
2.
|
Penisilin V
( Phenoxymethyl Penicillin
)
|
Fenocin
Ospen
|
125 mg / tablet
250 mg / tablet,
250 mg / 5mlsyr.
|
Dumex Alph.
Biochemie / KF
|
3.
|
Ampisilin
|
Penbritin
Kalpicillin
Omnipen
|
100mg;250 mg;500 mg;
1g/ vial
250 mg, 500 mg / kapsul
125mg/5mlsyr.,250ml/5ml syr.Forte,125mg/
tab.ped.
500 mg / kaplet ;
250 mg, 500 mg, 1 g/vial
250 mg, 500 mg / kapsul ;
125 mg / 5ml syr. ;
250 mg / 5ml syr. Forte
|
Beecham
Kalbe Farma
Wyeth
|
3.
|
Ampisilin
|
Viccillin
|
250 mg, 500 mg, 1g / vial
;
250 mg, 500 mg/ kapsul ;
125 mg / 5ml syr.;
250 mg / 5ml syr. forte
|
Meiji
|
4.
|
Amoksisilin
|
Amoxil
|
250 mg,500mg/kapsul ;
250 mg, 1g/tablet;
125mg/5ml syr.;
250 mg/5mlsyr Forte ;
125 mg/1,25 ml drops;
500 mg, 1 g / vial injeksi
|
Beecham
|
Topcillin
Ospamox
|
250mg/kapsul;
500mg,1g kaplet;
125 mg / 5ml syr.
250mg/5mlsyr. Forte
125 mg, 250 mg / 5ml syr.;
100mg/mldrops;
250mg/kapsul;
500 mg, 750 mg, 1g/ tablet
|
Dankos
Biochemie
|
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
5.
|
Co-amoxyclav
(Amoksisilin +
As.clavulanat )
|
Augmentin
Clavamox
|
Per tablet :
Amoxycillin 250mg(500mg)
As.clavulanat 125mg(125mg)
Tiap 5ml syr./ syrop forte
:
Amoxycillin 250mg(500mg)
As.clavulanat 31,25mg
(62,5 mg )
Tiap vial injeksi :
Amoxycillin 500mg(1g)
As.clavulanat 100mg(200mg)
|
Beecham
Kalbe Farma
|
6.
|
Sultamicillin
( Ampicillin +
Sulbactam )
|
Unasyn
|
Per tablet :
Ampicillin 220 mg
sulbaktam 147 mg
|
Pfizer
|
7.
|
Kloksasilin
|
Ikaclox
Meixam
|
250 mg, 500 mg / kapsul
125mg/5mlsyr.;
250mg,500mg/vial
250 mg, 500 mg / kapsul
250 mg, 500 mg, 1g / vial
|
Ika Pharmindo
Meiji
|
2.
Golongan Sefalosporin (golongan beta
laktam)
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Sefadroksil
|
Duricef
Cefat
|
125mg/ 5ml suspensi;
250 mg / 5ml susp. Forte;
250 mg, 500mg / kapsul
1g / kaplet
250 mg, 500 mg / kapsul
|
Bristol - Myers Squib
Sanbe Farma
|
2.
|
Sefotaksim
|
Claforan
|
0,5g, 1g, 2g / vial
|
Hoechst
|
3.
|
Sefaleksin
|
Tepaxin
|
250 mg / kapsul
|
Takeda
|
4
|
Sefriakson
|
Rocephin
|
250 mg, 500 mg, 1g / vial
|
Roche
|
5.
|
Sefradin
|
Velosef
|
250 mg, 500 mg / kapsul;
1000 mg / tablet;
500mg, 1g / vial ;
125 mg / 5 ml suspensi ;
25 0 mg / 5 ml susp.forte
|
Bristol-Myers Squib
|
6.
|
Sefuroksim
|
Zinnat
|
1g / vial
|
Glaxo-Wellcome
|
3.
Golongan Aminoglikosida
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Gentamisin Sulfat
|
Garamycin
|
20mg, 80mg, 120 mg / vial
2 ml
60mg/1,5 ml ampul
|
Schering
|
2.
|
Amikasin
|
Amikin
|
200mg, 500mg, 1g / vial
|
B-M-S
|
3.
|
Kanamisin Sulfat
|
Kanamycin Meiji
|
500mg, 1g, 2g / vial
250 mg / kapsul
|
Meiji
|
4.
|
Neomisin Sulfat
|
Neobiotic
|
250 mg / tablet
|
Bernofarm
|
5.
|
Streptomosin
|
Streptomycin Meiji
|
1g, 1,5g, 5g / vial
|
Meiji
|
6.
|
Framisetin
|
Sofra-Tulle
Daryant-Tulle
|
Kassa pembalut steril
|
Darya Varia
|
4.
Golongan Kloramfenikol
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Kloramfenikol
|
Colme
Chloramex
Enkacetyn
Kalmicetin
|
250 mg /kapsul
125 mg / 5 ml syr.
|
Interbat
Dumex Alpharma
Kimia Farma
Kalbe Farma
|
2.
|
Tiamfenikol
|
Urfamycin
Thiamycin
Thiambiotic
|
250 mg, 500 mg / kapsul
100 mg / 5 ml syrup
|
Zambon
Interbat
Prafa
|
5.
Golongan Tetrasiklin
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Tetrasiklin
|
Dumocycline
Supertetra
Tetrin
|
250 mg / kapsul
|
Dumex Alph.
Darya-Varia
Interbat
|
2.
|
Doksisiklin
|
Vibramycin
Dumoxin
|
50 mg, 100 mg/kapsul
100mg, 150 mg / tablet
|
Pfizer
Dumex Alph.
|
3.
|
Minosiklin HCl
|
Minocin
|
50mg, 100 mg / kapsul
50 mg / 5ml syr.
|
Lederle
|
4.
|
Oksitetrasiklin HCl
|
Oxytetracycline Indo Farma
Terramycin
|
Salep Mata
Kapsul 250 mg, vial
|
Indo Farma
Pfizer
|
6.
Golongan Makrolida
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Eritromisin
|
Erythrocin
Kalthrocin
Pharothrocin
|
250 mg / kapsul;
250 mg
(500mg)/tablet(forte)
200 mg / tablet kunyah;
200mg/ 5ml suspensi
250 mg / 5ml susp.forte
100 mg/ 2,5ml drops
|
Abbot
Kalbe Farma
Pharos
|
2.
|
Spiramisin
|
Rovamycin
Spiradan
|
500 mg / tablet
250 mg / tablet pediatric
125 mg / 5 ml syr.
|
Rhone P.
Dankos
|
3.
|
Roxithromycin
|
Rulid
|
150 mg, 300 mg / tablet
100 mg / tablet pediatric
|
Hoechst
|
4
|
Azithromycin
|
Zithromax
Zycin
|
250 mg, 500 mg /tablet
200 mg / 5 ml suspensi
250 mg / kapsul
|
Pfizer
Interbat
|
7.
Golongan Quinolon
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Ciprofloxacin
|
Ciproxin
Baquinor
|
100mg/50ml, 1200mg/100ml
/ infus i.v.
100mg, 250mg, 500mg,
750mg / tablet
250mg(500mg)/tab. (forte)
|
Bayer
Sanbe Farma
|
2.
|
Nalidixic Acid
|
Negram
|
500 mg / tablet
|
Sanofi
|
3.
|
Ofloxacin
|
Tarivid
|
200 mg, 400 mg / tablet
2 mg / ml vial
|
Kalbe / Daiichi
|
8.
Golongan Lain - Lain
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Klindamisin Hidroklorida
|
Dalacin C
Niladacin
Lando
|
150 mg, 300mg / kapsul;
75 mg / 5 ml granul;
150 mg / 2 ml ampul
|
Up John
Nicholas
Pyridam
|
2.
|
Kolistin Sulfat
|
Colistine
|
250.000 IU, 1.500.000 IU/
tablet
|
Dumex Alpharma
|
3.
|
Metronidazol
|
Elyzol
Flagyl i.v
Nidazole
|
500 mg / tablet
5 mg / ml infusa
|
Dumex
Rhone Povlenc
Kalbe Farma
|
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
4.
|
Lincomycin
|
Lincocin
|
250 mg, 500mg / kapsul
250 mg / 5ml syr.
300 mg / ml vial
|
Up John
|
5.
|
Tinidazole
|
Fasigyn
Flatin
|
500 mg / tablet
|
Pfizer
Prafa
|
6.
|
Rifampicin
|
Kalrifam
|
150mg, 300mg, 450mg, 600
mg / kapsul
|
Kalbe Farma
|
B.
Sulfonamida
Sulfonamida merupakan kelompok kemoterapi dengan rumus dasar :
H2N – C6H4 –
SO2NH R
Adalah anti mikroba
yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi.
Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi
kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970
penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan
kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida
juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO).
Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan
negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA
(Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa :
H2N – C6H4 -
COOH
Efek samping
Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa
agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah
reaksi alergi dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria
yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal. Untuk menghindari terjadinya
kristal uria, pada pengobatan dengan sulfa perlu :
· penambahan Na-
bicarbonat untuk melarutkan senyawa yang mengkristal.
· minum air yang
banyak (minimum 1,5 liter / hari)
· dengan membuat
preparat kombinasi (trisufa) yang terdiri dari sulfadiazin, sulfamerazin,
sulfamezatin.
Spesialite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Sulfadiazin + Sulfamerazin
+ Sulfamezatin
|
Trisulfa
|
aaa 500 mg / tablet
|
Kimia Farma
Indofarma
|
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
2.
|
Sulfasetamida Natrium
|
Albucid
|
Tetes mata 10 %,
Salep mata 6 %
|
Nicholas
|
3.
|
Kotrimoksazol
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
|
Bactrim
Bactricid
|
Per tablet Pediatric :
TMP 20 mg, SMZ 100 mg
Per tablet Adult :
TMP 80 mg, SMZ 400 mg
Per tablet Forte :
TMP 160 mg,SMZ 800 mg
Syrup : TMP : 40 mg /5ml,
SMZ : 200 mg /5ml
Per tablet :
TMP 80 mg,SMZ 400 mg
Per tablet Pediatric :
TMP 20 mg,SMZ 100 mg
Per capsul :
TMP 160 mg,SMZ 800 mg
|
Roche
Soho
|
C. Antiparasitik
Antiparasitik adalah obat
– obat yang digunakan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit.
Anti parasit
dibagi menjadi empat yaitu :
1. Antimalaria
2. Antiamuba
3. Anticacing
4. Antifungi
1.
Antimalaria
Antimalaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati
penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada
malam hari dengan posisi menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah demam berkala disertai
menggigil, nyeri kepala dan nyeri otot, hati membesar sehingga timbul
rasa mual dan muntah, anemia.
Penggolongan obat antimalaria :
a) Obat-obat pencegah / profilaktik
b) Obat-obat penyembuh / pencegah demam =
kurativum
c) Obat-obat pencegah kambuh
d) Obat – obat pembunuh gametosid
Spesialite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Sulfadoksin + Pyrimetamin
|
Fansidar
Suldox
|
Per tablet :
Sulfadoxine 500 mg
Pyrimethamine 250 mg
|
Roche
Dumex
|
2.
|
Klorokuin
|
Resochin
Nivaquine
Mexaquin
|
250 mg / tablet
100 mg, 300 mg / tablet
5 mg/ml syr.
250 mg/ tablet
|
Bayer
Rhone P.
Konimex
|
3.
|
Kuinin Sulfat
|
Tablet Kina
|
200 mg / tablet salut
|
Kimia Farma
|
4.
|
Euchinini /
Quinini etilkarbonat
|
Euchinin
|
100 mg / tablet
|
Kimia Farma
|
2.
Antiamuba
Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh
mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang
dikenal dengan dysentri amuba.
Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala diare
berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada
waktu buang air besar. Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat
menjalar ke organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang
berciri radang hati (hepatitis amuba)
Spesilaite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Klorokuin Fosfat
|
Lihat antimalaria
|
||
2.
|
Metronidazol
|
Corsagyl
Flagyl
|
250 mg, 500 mg/tablet
250 mg / tablet
500 mg / tablet forte
125 mg / 5ml suspensi
0,5g, 1g / supositoria
|
Corsa
Rhone P
|
3.
|
Tinidazol
|
Fasigyn
|
500 mg / tablet salut
|
Pfizer
|
4.
|
Nimorazol
|
Naxogin
|
250 mg, 500 mg / tablet
|
Pfizer
|
5.
|
Secnidazol
|
Sentyl
Flagentyl
|
500 mg / kapsul
500 mg / tablet
|
Sunthi Sempuri
Rhone P.
|
3.
Obat Anticacing
Anthelmetika atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang dapat memusnahkan
cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia dan hewan.
Infeksi oleh cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar di
dunia, di Indonesia termasuk penyakit rakyat yang umum dan sampai saat ini
diperkirakan masih cukup banyak anak-anak di Indonesia yang menderita infeksi
cacing sehingga pemerintah perlu mencanangkan pemberantasan cacing secara masal
dengan pemberian obat cacing kepada seluruh siswa sekolah dasar pada
momen-momen tertentu.
Penularan penyakit cacing umumnya terjadi melalui mulut, meskipun ada juga yang
melalui luka dikulit. Larva dan telur cacing ada di mana-mana di atas tanah,
terutama bila sistim pembuangan kotoran belum memenuhi syarat-syarat hygiene.
Gejala penyakit cacing sering kali tidak nyata. Umumnya merupakan gangguan
lambung usus seperti mulas, kejang-kejang kehilangan nafsu makanan, pucat
(anemia) dan lain – lain.
Pencegahannya sebenarnya mudah sekali yaitu :
· Menjaga kebersihan baik tubuh maupun makanan
· Mengkomsumsi makanan yang telah di masak dengan benar (daging, ikan dll)
· Mencuci tangan sebelum makanan.
Spesialite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Piperazin
|
Piperacyl
Upixon
|
1g /5ml syrup
|
Bode
Bayer
|
2.
|
Mebendazol
|
Vermox
|
500mg / tablet
100mg /tablet kunyah
20mg/ 5ml syrup
|
Janssen
|
3.
|
Pirantel Pamoat
(Pyranteli Pamoas )
|
Combantrin
|
125mg, 250mg / tablet
125mg, 250mg/5ml susp.
|
Pfizer
|
4.
|
Levamizol HCl
|
Ascaridil
|
25mg, 50mg / tablet
|
Janssen
|
5.
|
Oxantel Pamoat + Pyrantel
Pamoat
|
Quantrel
|
Oxant.P Pyr.P
Tablet
150mg 150mg
Susp./ml
20mg 20mg
|
Pfizer
|
6
|
Albendazol
|
Helben
|
400mg/kaplet ; chew.tab,
200mg / 5ml syrup
|
Mecosin
|
4.
Antifungi / Antijamur
Adalah
obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh
jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada :
· Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di atas kulit)
· Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan vagina oleh sejenis ragi yang
disebut candida albicans.
Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian
antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat.
Faktor hygiene juga sangat mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi
jamur sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh
turun, maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan.
Spesialite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Griseofulvin / Fulvicin
|
Fulcin
Grivin
Mycostop
|
125mg(500mg)/tablet(forte)
250mg / tablet
|
Zeneca
Phapros
Zambon
|
2.
|
Nistatin
|
Mycostatin
|
500.000 IU /tablet
100.000 IU /ml suspensi
100.000 IU /g cream
100.000 IU / tab. vaginal
|
Bristol-Myers Squib
|
3.
|
Klotrimazol
|
Canesten
Canesten VT
Canesten SD
|
Cream 1% /5g,10g.
Solutio 1% /10ml
100mg / tablet vaginal
500mg / tablet vaginal
|
Bayer
|
4.
|
Ketokonazol
|
Nizoral
|
200 mg / tablet
|
Janssen
|
5.
|
Mikonazol
|
Daktarin
Mexoderm
|
Cream 2%
Bedak 2%
Sabun Liquid 2%
Cream 2 %
|
Janssen
Konimex
|
6.
|
Itrakonazol
|
Sporanox
|
100mg / kapsul
|
Janssen
|
D. Obat Antivirus
Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham = racun)
merupakan mikro-organisme hidup yang terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300
mikron. Di luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti kristal tanpa
tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan asam dan basa, serta tahan suhu-suhu
rendah dan tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik, seperti dalam
tubuh manusia atau hewan, kristal tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak
diri.
Pengembangan obat anti virus baik sebagai pencegahan maupun terapi belum dapat
mencapai hasil yang diinginkan, karena obat-obat anti virus selain menghambat
dan membunuh virus, juga merusak se-sel hospes dimana virus berada.
Sejumlah obat anti virus sudah banyak dikembangkan tetapi hasilnya belum
memadai karena toksisitasnya sangat tinggi. Hanya beberapa anti virus yang saat
ini digunakan, antara lain idoksuridin pada penggunaan topikal dan herpes
simplex conjungtivitis serta asiklovir.
Spesialite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Asiklovir
|
Clinovir
Poviral
|
Cream 5 %
Eye ointment 30mg/g
Cream 500mg/g
|
Pharos
Kalbe Farma
|
2.
|
Methisoprinol
|
Isoprinosine
|
500mg/tablet
250mg/5ml syrup
|
Darya - Varia
|
E. Obat Antineoplastika (Antikanker)
Kanker atau karsinoma (Yunani = karkinos = kepiting) adalah pembentukan
jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne). Suatu kelompok sel
dengan mendadak menjadi liar dan memperbanyak diri secara pesat dan tidak
tertahankan serta mengakibatkan pembengkakan atau benjolan, yang disebut
tumor atau neoplasma (neo = baru; plasma = bentukan). Sel-sel kanker ini
menginfiltrasi ke dalam jaringan-jaringan sekitarnya dan memusnahkannya. Tumor
setempat ini seringkali menyebarkan sel-selnya melaui saluran darah dan limfe
ke tempat-tempat lain dari tubuh (metastasis), dimana berkembang neoplasma
sekunder. Gejala umum dari penyakit-penyakit kanker adalah nyeri yang sangat
hebat.
Jenis-jenis kanker yang paling sering terdapat adalah kanker kulit,
tenggorokan, paru-paru, lambung-usus dan alat-alat kelamin. Begitu pula
leukimia atau kanker darah, dimana produksi leukosit menjadi abnormal
tinggi sedangkan eritrosit sangat berkurang.
Sebab-sebab kanker, menurut para ahli, lebih dari 80% dari semua tumor pada
manusia diakibatkan oleh pengaruh zat-zat karsinogen dan faktor genetika.
Pengobatan
Pengobatan kanker
dikenal beberapa cara, antara lain:
1. Kemoterapi,
yaitu pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat atau
membunuh sel-sel kanker.
2. Operasi / pembedahan,
yaitu dengan mengangkat sel-sel kanker sehingga tidak terjadi perluasan daerah
yang terkena kanker
3. Radiasi / penyinaran,
yaitu dengan melakukan penyinaran pada daerah yang terdapat sel-sel kanker
dengan menggunakan sinar radio aktif.
Efek Samping
Efek samping
penggunaan obat-obatan neoplastika, adalah :
· Depresi
sumsum tulang dengan gangguan darah dan berkurangnya sistem tangkis, yang
memperbesar resiko infeksi kuman.
· Gangguan
pada kantong rambut dengan rontoknya rambut atau alopesia.
· Pembentukan
sel-sel darah terhambat
· Hiperurisemia
· Terganggunya
fungsi reproduksi
Kombinasi dari dua atau lebih sitostatika kerapkali digunakan, yakni yang
memiliki titik kerja di dalam sel yang berlainan, dengan demikian daya kerjanya
diperkuat dan terjadinya resistensi dapat dihindarkan.
Spesialite kemoterapi :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
|
Doksorubisin Hidroklorida
|
Adriamycin RD
|
10mg, 50mg/vial
|
Carlo Erba
|
2.
|
Fluorourasil
|
Adrucil
|
250mg/5ml vial
500mg/10ml vial
|
Carlo erba
|
3.
|
Bleomisin sulfat
|
Bleocin
|
15mg/ampul
|
Kalbe Farma
|
4.
|
Sisplatin
|
Cisplatin
|
10mg/ 20ml vial
|
Kalbe Farma
|
5.
|
Siklofosfamida
|
Endoxan
|
200mg, 500mg,1g/vial
|
Asta
|
6.
|
Metotreksat
|
Farmitrexat
|
2,5mg/tablet
5mg, 50mg/ vial
|
Carlo Erba
|
7.
|
Sitarabin
|
Erbabin
|
100 mg / ml vial
|
Kalbe Farma
|
8.
|
Vinkristin Sulfat
|
Krebin
|
1mg/ml ampul
|
Kalbe Farma
|
9.
|
Vinblastin Sulfat
|
Vinblatine Sulphate DBL
|
1mg/ml ampul
|
Tempo Scan Pacific
|
F. Lain - Lain
1.
Obat Anti TBC
Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam
jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan
kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama
kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882).
Selain paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah
kelenjar, tulang, ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit
TBC masih merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini
disebabkan:
· Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.
· Perumahan yang tidak memenuhi syarat (ventilasi dan masuknya cahaya
matahari)
· Kebersihan/hygiene
· Kurang gizi/gizi tidak baik.
Penularan kuman TBC dapat melalui:
· Saluran pernafasan (sebaiknya penderita menutup mulut dengan sapu tangan
ketika batuk atau bersin.
· Lewat makanan dan minuman
Penularan TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan
desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang digunakan, dan
mengusahakan agar ruangan tempat penderita mempunyai ventilasi yang baik.
Cara pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada
bayi-bayi yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil
Calmette Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau
tidak biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang
dilakukan dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC).
Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut
tidak terinfeksi TBC.
Pengobatan
Sebelum ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan
terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan
demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak
dan vitamin A.
Obat TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian
dengan PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC
menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC
menjadi INH, ethambutol dan rifampisin.
Dengan pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat
seperti biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat
ulet dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung
banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu
yang cukup lama .
Tujuan pengobatan kombinasi :
· Mencegah resistensi
· Praktis karena dapat diberikan sebagai dosis tunggal.
· Mengurangi efek samping.
Spesialite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1
|
Ethambutol
|
Cetabutol
Kalbutol
Etibi
|
250 mg, 500 mg/tablet
500 mg / tablet
250 mg, 500 mg / tablet
|
Soho
Kalbe Farma
Rocella
|
2.
|
Isoniazid
Isoniazid + Vitamin B-6
|
Isonex
INH
Pehadoxin
|
50 mg / 5 ml syr.
50 mg , 100 mg / tablet
Per tablet :
INH 100 mg,Vit.B6 10
mg
|
Dumex
Soho
Phapros
|
Isoniazid + Vitamin B-6 +
Ethambutol
|
Inoxin
Intam 6
Meditam
|
Per tablet :
INH 400 mg,Vit.B610
mg
Per tablet :
INH 100 mg,Ethambutol 250
mg, Vit.B6 10 mg
|
Dexamedica
Rhone P
Medikon
|
NO.
|
NAMA
GENERIK
&
LATIN
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
.
|
Mycothambin- INH Forte
|
Per tablet :
INH 200 mg,Ethambutol 500
mg, Vit.B6 20 mg
|
UAP
|
|
3.
|
Pirazinamida
|
Prazina
Pezeta Ciba 500
Pulmodex
|
500 mg / tablet
|
Ponco
Ciba
Dexamedica
|
4.
|
Rifampicin
Rifampicin + INH
|
Rifampin
Rifamtibi
Rimactane
Rimetazid
Ramicin-Iso
|
150 mg, 300 mg, 450 mg,
600 mg / kapsul
450 mg, 600 mg/kapsul
450 mg, 600 mg/ kapsul
20 mg / ml syr.
Per kapsul :
1. Rifampicin
225 mg
INH 200 mg
2. Rifampicin
450 mg
INH 300 mg
Per kapsul :
Rifampicin 500 mg
INH 150 mg
|
Pharos
Sanbe
Biochemie
Biochemie
Westmont
|
5.
|
Streptomisin
|
Streptomycine Sulphate
Injection
|
1g, 1,5g, 5g/ vial
|
Meiji
|
2.
Obat Antilepra
Lepra atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak
jaringan-jaringan saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae ditemukan
oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip dengan
basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin yang
sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu inkubasi
yang lama, lebih kurang satu tahun.
Di
Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah
rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen
Kesehatan.
Pencegahan
Tes Lepromin adalah suatu injeksi
intrakutan dari suspensi jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan
apakah seseorang memiliki daya tangkis cukup terhadap lepra bentuk – L.
Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka untuk infeksi dengan
bentuk tersebut.
Pada tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan
perlindungan yang lumayan terhadap infeksi dengan bentuk – L.
Pengobatan
Sejak dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak
kaulmogra, yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan
penyakit.
Pada tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil
lepra, yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh
sendiri. Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin,
klofazimin dan rifampisin.
WHO menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan
rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul
dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur
hidup pada bentuk – L dan borderline.
Efek samping
Yang terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi
yang diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam
jaringan-jaringan. Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi,
rasa lelah dan habis tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah
kebiruan. Semula diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus
dari dapson, tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika
lainnya kecuali klofazimin.
Untuk mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan
asetosal atau sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif
(penekan) seperti kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau
dikurangi dosisnya berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.
Spesialite :
NO.
|
NAMA
GENERIK
|
NAMA
DAGANG
|
SEDIAAN
|
PABRIK
|
1.
2.
3
|
Diamino Difenil Sulfon
(DDS)
Clofazimine
Rifampicin
|
Dapson
Lamprene
Lihat obat TBC
|
100 mg / tablet
50 mg & 100 mg /
tablet
|
Indofarma
Novartis
|
KAPSUL
Pengertian dan Macam Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi
dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Macam – macam kapsul
Berdasarkan
bentuknya kapsul dalam farmasi dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras
(capsulae durae, hard capsul ) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul)
Perbedaan kapsul keras dan kapsul lunak.
Kapsul keras
|
Kapsul lunak
|
- terdiri
atas tubuh dan tutup
- tersedia dalam
bentuk kosong
- isi
biasanya padat, dapat juga cair
- cara pakai
per oral
- bentuk
hanya satu macam
|
- satu
kesatuan
- selalu
sudah terisi
- isi
biasanya cair, dapat juga padat
- bisa oral,
vaginal, rectal, topikal
- bentuknya
bermacam - macam
|
Bentuk kapsul umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya tumpul tetapi
beberapa pabrik membikin kapsul dengan bentuk khusus, misal ujungnya
lebih runcing atau rata. Kapsul cangkang keras yang diisi di pabrik sering
mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda untuk mengetahui identitas
pabrik.
Kapsul dapat juga mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna
dari berbagai oksida besi, bahan opak seperti titanium dioksida, bahan
pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa dan pengawet. Biasanya bahan ini
mengandung antara 10 – 15 % air.
Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin (kadang-kadang disebut gel
lunak ) sedikit lebih tebal dibanding kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi
dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin.
Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan opak
seperti Titanium dioksida, pengawet, pengharum dan pemanis /sukrosa 5 %.
Cangkang gelatin lunak umumnya mengandung air 6 – 13 %, umumnya berbentuk bulat
atau silindris atau bulat telur (disebut pearles atau globula).
Kapsul cangkang lunak tidak dipakai di apotik, tetapi diproduksi
secara besar - besaran didalam pabrik dan biasanya diisi dengan
cairan. Kapsul lunak yang bekerjanya long acting umumnya berisi granula
dan disebut Spansule.
Macam-macam kapsul berdasarkan ukuran
Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume
dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran yang dinyatakan
dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar dan 5
ukuran terkecil.
Ukuran kapsul
: 000
00 0 1
2 3 4 5
Untuk
hewan
:
10 11 12
Umumnya nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada
pasien. Adapula kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang (dikenal
sebagai ukuran OE ) yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan
diameter. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu bagi kita untuk mampu memilih
ukuran kapsul yang tepat atau memilih ukuran kapsul yang terkecil yang masih
dapat menampung bahan obat yang akan dimasukkan. Hal ini penting dalam rangka
mempersiapkan resep dokter di apotik.
Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman.
Biasanya dikerjakan secara eksperimental dan sebagai gambaran
hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini.
No. ukuran
|
Asetosal
(alam gram)
|
Natrium
Bikarbonat (dalam gram)
|
NBB
(dalam gram)
|
000
00
0
1
2
3
4
5
|
1
0,6
0,5
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
|
1,4
0,9
0,7
0,5
0,4
0,3
0,25
0,12
|
1,7
1,2
0,9
0,6
0,5
0,4
0,25
0,12
|
Dalam mempersiapkan resep untuk kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat untuk
memudahkan bila diperlukan pembuatan ulang, juga diperhatikan bila seseorang
pasien mendapatkan dua macam resep kapsul sekaligus, jangan diberikan dalam
warna yang sama untuk menghindari kesalahan minum obat tersebut.
B. Keuntungan dan Kerugian
Sediaan Kapsul
Keuntungan
bentuk sediaan kapsul.
1.
Bentuk menarik dan praktis
2.
Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang enak.
3.
Mudah ditelan dan cepat hancur /larut didalam perut, sehingga bahan cepat
segera diabsorbsi (diserap) usus.
4.
Dokter dapat memberikan resep dengan kombinasi dari bermacam-macam bahan
obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.
5.
Kapsul dapat diisi dengan cepat tidak memerlukan bahan penolong seperti pada
pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.
Kerugian bentuk sediaan kapsul.
1.
Tidak bisa untuk zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang tidak
menahan penguapan
2.
Tidak untuk zat-zat yang higroskopis
3.
Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
4.
Tidak untuk Balita
5.
Tidak bisa dibagi ( misal ½ kapsul)
C. Cara Pengisian Kapsul
Yang dimaksud kapsul disini adalah kapsul keras. Kapsul gelatin keras
terdiri dari dua bagian yaitu bagian dalam / induk yaitu bagian yang
lebih panjang (biasa disebut badan kapsul) dan bagian luar /tutup. Kapsul
demikian juga disebut Capsulae Operculatae dan kapsul bentuk ini
diproduksi besar-besaran di pabrik dengan mesin otomatis. Umumnya ada lekuk
khas pada bagian tutup dan induk untuk memberikan penutupan yang
baik bila bagian induk dan tutup cangkangnya dilekatkan, untuk
mencegah terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi, selama transportasi dan
penanganan.
Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin
dan dengan alat mesin
(1)
Dengan tangan
Merupakan cara
yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat lain. Cara ini
sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada pengisian dengan
cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah alergi yang mungkin
timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut. Untuk memasukkan obat
dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai dengan jumlah kapsul yang
diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam badan kapsul dan
ditutup.
(2)
Dengan alat bukan mesin
Alat yang
dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia. Dengan menggunakan
alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan pengerjaannya dapat
lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluh-puluh kapsul. Alat ini
terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian yang bergerak.
Caranya
:
§
Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat yang
tidak bergerak.
§
Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan pada
permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
§
Kapsul ditutup dengan cara merapatkan/menggerakkan bagian yang bergerak. Dengan
cara demikian semua kapsul akan tertutup.
(3)
Dengan alat mesin
Untuk menghemat
tenaga dalam rangka memproduksi kapsul secara besar-besaran dan untuk menjaga
keseragaman dari kapsul tersebut , perlu dipergunakan alat yang serba otomatis
mulai dari membuka, mengisi sampai dengan menutup kapsul. Dengan cara ini dapat
diproduksi kapsul dengan jumlah besar dan memerlukan tenaga sedikit serta
keseragamannya lebih terjamin.
D.
Cara penutupan kapsul
Penutupan kapsul yang berisi serbuk dapat dilakukan dengan cara yang
biasa yakni menutupkan bagian tutup kedalam badan kapsul tanpa
penambahan bahan perekat. Penutupan cangkang kapsul dapat juga dilakukan dengan
pemanasan langsung, menggunakan energi ultrasonik atau pelekatan menggunakan
cairan campuran air – alkohol
Untuk menutup kapsul yang berisi cairan perlu dilakukan cara khusus seperti
diatas. Cara paling sederhana ialah menambahkan bahan perekat agar isinya tidak
keluar atau bocor. Caranya oleskan sedikit campuran air-alkohol pada tepi luar
bagian badan kapsul, kemudian ditutup sambil diputar.
Untuk melihat adanya kebocoran kapsul tersebut kapsul diletakkan diatas kertas
saring kemudian gerakkan ke depan dan ke belakang hingga menggelinding
beberapa kali. Apabila kapsul tersebut bocor akan meninggalkan noda pada
kertas.
Didalam pabrik yang besar penutupan kapsul dilakukan secara otomatis .
Sebagai cairan penutup pada umumnya larutan gelatin yang diberi tambahan zat
warna, sehingga kapsul yang telah ditutup akan kelihatan semacam pita yang
berwarna. Warna ini dapat dipergunakan sebagai tanda pengenal dari suatu
pabrik.
E. Cara Membersihkan Kapsul
Salah satu tujuan dari pemberian obat berbentuk kapsul adalah untuk
menutup rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obatnya. Sesuai
dengan tujuan tersebut maka bagian luar dari kapsul harus bebas dari sisa
bahan obat yang mungkin menempel pada dinding kapsul. Untuk itu kapsul perlu
dibersihkan dahulu. Kapsul harus dalam keadaan bersih sebelum diserahkan pada
pasien, terutama untuk kapsul yang dibuat dengan tangan .
Caranya letakkan kapsul diatas sepotong kain (linnen,wol ) kemudian digosok-gosokkan
sampai bersih.
F. Pengisian Cairan ke Dalam
Kapsul Keras
(1) Zat-zat setengah cair/cairan
kental
Misalnya ekstrak-ekstrak kental dalam jumlah kecil dapat
dikapsul sebagai serbuk sesudah dikeringkan dengan bahan-bahan inert, tetapi
kalau jumlahnya banyak yang jika dikeringkan membutuhkan terlalu banyak bahan
inert, maka dapat dibuat seperti masa pil dan dipotong-potong sebanyak yang
diperlukan, baru dimasukkan kedalam cangkang kapsul keras dan direkat.
(2) Cairan-cairan
Untuk cairan-cairan seperti minyak-minyak lemak dan
cairan lain yang tidak melarutkan gelatinnya (bahan pembuat cangkang kapsul)
dapat langsung dimasukkan dengan pipet yang telah ditara.Sesudah itu
tutup kapsul harus ditutup (di seal) supaya cairan yang ada didalamnya tidak
bocor atau keluar.
Untuk cairan-cairan seperti minyak menguap , kreosot atau
alkohol yang akan bereaksi dengan gelatinnya hingga rusak/meleleh , harus
diencerkan terlebih dahulu dengan minyak lemak sampai kadarnya dibawah 40
%.Sebelum dimasukkan kedalam kapsul. Kapsul diletakkan dalam posisi berdiri
pada sebuah kotak, kemudian cairan kita teteskan dengan pipet yang sudah ditara
dengan tegak lurus, setetah itu tutup.
G. Faktor – Faktor yang Merusak
Cangkang Kapsul
Cangkang kapsul dapat rusak jika kapsul tersebut :
(1)
Mengandung zat-zat yang mudah mencair ( higroskopis)
Zat ini tidak hanya menghisap lembab udara tetapi juga
akan menyerap air dari kapsulnya sendiri hingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Penambahan lactosa atau amylum (bahan inert netral) akan menghambat
proses ini. Contohnya kapsul yang mengandung KI, NaI, NaNO2 dan
sebagainya.
(2)
Mengandung campuran eutecticum
Zat yang dicampur akan memiliki titik lebur lebih rendah
daripada titik lebur semula, sehingga menyebabkan kapsul rusak/lembek.
Contohnya kapsul yang mengandung Asetosal dengan Hexamin atau Camphor dengan
menthol. Hal ini dapat dihambat dengan mencampur masing-masing dengan bahan
inert baru keduanya dicampur.
(3)
Mengandung minyak menguap, kreosot dan alkohol.
(pemecahan sudah dibahas diatas )
(4)
Penyimpanan yang salah
Di tempat lembab, cangkang menjadi lunak dan lengket serta sukar dibuka
karena kapsul tersebut menghisap air dari udara yang lembab tersebut.
Di tempat terlalu kering, kapsul akan kehilangan air
sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah.
Mengingat sifat kapsul tersebut maka sebaiknya kapsul
disimpan :
§ dalam
ruang yang tidak terlalu lembab atau dingin kering
§ dalam
botol gelas tertutup rapat dan diberi silika (pengering)
§ dalam
wadah plastik yang diberi pengering
§ dalam
blitser / strip alufoil
H. Syarat – Syarat Kapsul
(1) Keseragaman Bobot
Menurut FI. III, dibagi menjadi dua kelompok , yaitu :
§
Kapsul berisi obat kering
Timbang 20 kapsul,
timbang lagi satu persatu, keluarkan isi semua kapsul, timbang seluruh bagian
cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi
kapsul tidak boleh lebih dari dua kapsul yang penyimpangannya lebih besar dari
harga yang ditetapkan oleh kolom A dan tidak satu kapsulpun yang
penyimpangannya melebihi yang ditetapkan oleh kolom B.
Bobot
rata-rata kapsul
|
Perbedaan
bobot isi kapsul dalam %
|
|
A
|
B
|
|
120 mg atau
lebih
lebih dari
120 mg
|
10%
7,5%
|
20%
15%
|
§
Kapsul berisi obat cair atau pasta
Timbang 10 kapsul, timbang lagi satu
persatu. Keluarkan isi semua kapsul, cuci cangkang kapsul dengan eter. Buang
cairan cucian, biarkan hingga tidak berbau eter, timbang seluruh bagian
cangkang kapsul. Hitung bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul.
Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi
kapsul tidak lebih dari 7,5%.
(2) Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk menguji kapsul
keras maupun kapsul lunak. Waktu hancur ditentukan untuk mengetahui waktu yang
diperlukan oleh kapsul yang bersangkutan untuk hancur menjadi butiran-butiran
bebas yang tidak terikat oleh satu bentuk. Menurut FI IV., untuk melakukan uji
waktu hancur digunakan alat yang dikenal dengan nama Desintegration Tester.
Alat
terdiri dari :
§
Rangkaian keranjang yang terdiri dari 6 tabung transparan yang panjang masing –
masingnya 77,5 mm + 2,5 mm dengan diameter dalam 21,5 mm dan tebal
dinding lebih kurang 2 mm, kedua ujungnya terbuka. Ujung bawah tabung
dilengkapi dengan suatu kasa baja tahan karat dengan diameter lubang 0,025
inchi (ukuran 10 mesh nomor 23).
§
Gelas piala berukuran 1000 ml yang berisi media cair. Volume cairan dalam wadah
sedemikian sehingga pada titik tertinggi gerakan ke atas, kawat kasa berada
paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan cairan dan pada gerakan ke bawah
berjarak tidak kurang 2,5 cm dari dasar wadah.
§
Thermostat yang berguna untuk memanaskan dan menjaga suhu media cair antara 35o
– 39o C.
§
Alat untuk menaikturunkan keranjang dalam media cair dengan frekuensi 29 kali
hingga 32 kali per menit.
Caranya :
§
Masukkan 1 kapsul pada masing-masing tabung di keranjang.
§
Masukkan kasa berukuran 10 mesh seperti yang diuraikan pada
rangkaian keranjang, gunakan air bersuhu 37 o + 2 o
sebagai media kecuali dinyatakan lain menggunakan cairan lain dalam
masing – masing monografi.
§
Naik turunkan keranjang didalam media cair lebih kurang 29 – 32 kali per menit.
§
Amati kapsul dalam batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing monografi,
semua kapsul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang kapsul.
§
Bila 1 kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
kapsul lainnya, tidak kurang 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur
sempurna.
Dalam FI IV waktu hancur kapsul tidak dinyatakan dengan
jelas, namun menurut FI. III,kecuali dinyatakan lain waktu hancur
kapsul adalah tidak lebih dari 15 menit.
(3)
Keseragaman Sediaan
Terdiri dari
keragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan untuk kapsul
lunak.
(4)
Uji Disolusi
Uji ini
digunakan untuk menentukan kesesuaian dengan persyaratan disolusi yang tertera
dalam masing – masing monografi. Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk
kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan dalam masing – masing monografi.
PULVIS / SERBUK
A.
Pengertian
Pulvis
(serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan,ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena
mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih
larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang dewasa yang
sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk
serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air minum.
Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau
tidak terbagi (pulvis). Serbuk oral tidak terbagi terbatas pada obat yang
relatif tidak poten seperti laksansia, antasida, makanan diet dan
beberapa jenis analgetik tertentu, pasien dapat menakar secara aman
dengan sendok teh atau penakar yang lain. Serbuk tidak terbagi
lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur, keduanya untuk pemakaian
luar.
Kelebihan dan Kelemahan Sediaan Serbuk
Kelebihan
-
Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan si
penderita.
-
Lebih stabil terutama untuk obat yang rusak oleh air.
-
Penyerapan lebih cepat dan lebih sempurna dibanding , sediaan padat lainnya.
-
Cocok digunakan untik anak-anak dan orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau
tablet.
-
Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat
dalam bentuk serbuk.
Kelemahan
-
Tidak tertutupnya rasa tidak enak seperti pahit, sepat, lengket di lidah (bisa
diatasi dengan corrigens saporis)
-
Pada penyimpanan menjadi lembab
Syarat – Syarat Serbuk : bila tidak dinyatakan lain serbuk
harus kering, halus dan homogen.
(1) Pulveres (serbuk bagi)
Keseragaman
bobot : Timbang isi
dari 20 bungkus satu-persatu, campur isi ke 20 bungkus tadi dan timbang
sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpangan antara penimbangan satu
persatu terhadap bobot isi rata-rata tidak lebih dari 15% tiap 2 bungkus dan
tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.
(2) Serbuk oral tidak terbagi
Pada serbuk
oral tidak terbagi hanya terbatas pada obat yang relatif tidak poten,
seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga
pasien dapat menakar secara aman dengan sendok teh atau penakar lain.
(3) Serbuk tabur
Pada umumnya
serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh, agar tidak
menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
B. Derajat
Halus Serbuk dan Pengayaan
Derajat halus serbuk
dan pengayak dalam farmakope dinyatakan dalam uraian yang dikaitkan dengan
nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku, seperti yang tertera pada
tabel dibawah ini.
Tabel : Klasifikasi serbuk berdasarkan derajat
halus (menurut FI. IV)
Klasifikasi Serbuk
|
Simplisia Nabati & Hewani
|
Bahan Kimia
|
||||
Nomor Serbuk1)
|
Batas Derajat Halus2)
|
Nomor Serbuk1)
|
Batas Derajat Halus2)
|
|||
%
|
No. Pengayak
|
%
|
No. Pengayak
|
|||
Sangat kasar
|
8
|
20
|
60
|
|||
Kasar
|
20
|
40
|
60
|
20
|
60
|
40
|
Setengah kasar
|
40
|
40
|
80
|
40
|
60
|
60
|
Halus
|
60
|
40
|
100
|
80
|
60
|
120
|
Sangat halus
|
80
|
100
|
80
|
120
|
100
|
120
|
Keterangan.
1)
Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.
2)
Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.
Sebagai
pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajad
halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi (walaupun penggunaannya
tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel) yang bertujuan
meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel
dengan ukuran nominal kurang dari 100 lm, alat lain selain pengayak mungkin
lebih berguna.
Efisiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding
terbalik dengan jumlah partikel termuat. Efektivitas pemisahan menurun cepat
jika kedalaman muatan melebihi lapisan dari 6 partikel sampai 8 partikel.
Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan.
Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325 dan 400 anyaman terbuat dari
kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak
dilapisi atau disepuh.
Dalam penetapan derajad halus serbuk simplisia nabati dan simplisia hewani,
tidak ada bagian dari obat yang dibuang selama penggilingan atau pengayakan,
kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
Tabel dibawah ini memberikan ukuran rata-rata lubang
pengayak baku anyaman kawat (FI. IV)
Penandaan pengayak
|
Penandaan pengayak
|
|||
Nomor Nominal
|
Ukuran Lubang Pengayak
|
Nomor Nominal
|
Ukuran Lubang Pengayak
|
|
2
|
9,5 mm
|
45
|
355 mm
|
|
3,5
|
5,6 mm
|
50
|
300 mm
|
|
4
|
4,75 mm
|
60
|
250 mm
|
|
8
|
2,36 mm
|
70
|
212 mm
|
|
10
|
2,00 mm
|
80
|
180 mm
|
|
14
|
1,40 mm
|
100
|
150 mm
|
|
16
|
1,18 mm
|
120
|
125 mm
|
|
18
|
1,00 mm
|
200
|
75 mm
|
|
20
|
850 mm
|
230
|
63 mm
|
|
25
|
710 mm
|
270
|
53 mm
|
|
30
|
600 mm
|
325
|
45 mm
|
|
35
|
500 mm
|
400
|
38 mm
|
|
40
|
425 mm
|
|
|
C. Jenis Serbuk
(1)
Pulvis Adspersorius
Adalah serbuk
ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya
dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan
penggunaan pada kulit.
Catatan.
-
Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan
untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri ClostridiumTetani,
Clostridium Welchii, dan Bacillus Anthracis.
- Serbuk tabur tidak boleh digunakan
untuk luka terbuka.
-
Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan
derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang
peka.
Contoh Pulvis Adspersorius.
Zinci Undecylenatis Pulvis Adspersorius ( For. Nas )
Sulfanilamidi Pulvis
Adspersorius
( Form. Ind )
Pulvis Paraformaldehydi Compositus ( Form.
Ind )
Pulvis Salicylatis
Compositus
( Form. Ind.)
(2)
Pulvis Dentifricius
Serbuk gigi ,
biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dulu dalam
chloroform / etanol 90 %
(3)
Pulvis Sternutatorius
Adalah
serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk
tersebut harus halus sekali.
(4)
Pulvis Effervescent
Serbuk
effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih
dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan
mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang pada
umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat
atau asam tartrat ) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium
bicarbonat).
Interaksi asam
dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang menghasilkan
gas karbondioksida. Bila kedalam campuran ini ditambahkan zat
berkhasiat maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek farmakologi
dengan cepat. Pada pembuatan bagian asam dan basa harus dikeringkan
secara terpisah.
D. Cara Mencampur Serbuk
Dalam mencampur serbuk hendaklah dilakukan secara cermat dan jaga
agar jangan ada bagian yang menempel pada dinding mortir. Terutama untuk serbuk
yang berkhasiat keras dan dalam jumlah kecil. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat serbuk :
§
Obat yang berbentuk kristal/ bongkahan besar hendaknya digerus halus dulu.
§
Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit dicampur dengan zat penambah
(konstituen) dalam mortir.
§
Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak bahwa serbuk sudah
merata.
§
Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu.
§
Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu.
Serbuk dengan bahan-bahan padat
Dengan memperhatikan hal-hal diatas masih ada beberapa pengecualian maupun yang
dikerjakan secara khusus. Seperti hal sebagai berikut :
(1). Serbuk halus sekali
§ Serbuk
halus tidak berkhasiat keras
Belerang.
Belerang tidak
dapat diayak dengan ayakan dari sutera maupun logam karena menimbulkan butiran
bermuatan listrik akibat gesekan, karena itu dalam pembuatan bedak tabur tidak
ikut diayak.
Iodoform.
Karena
baunya yang sukar dihilangkan maka dalam bedak tabur diayak terpisah
(gunakan ayakan khusus).
Serbuk sangat halus dan berwarna.
Misalnya : rifampisin, Stibii Penta Sulfidum
Serbuk dapat
masuk kedalam pori-pori mortir dan warnanya sulit hilang, maka pada waktu
menggerus mortir dilapisi zat tambahan (konstituen).
§ Serbuk
halus berkhasiat keras
Dalam jumlah
banyak.
Digerus dalam
mortir dengan dilapisi zat tambahan.
Dalam jumlah
sedikit (kurang dari
50 mg ), dibuat pengenceran sbb. :
(2). Serbuk berbentuk hablur dan kristal
Sebelum dicampur dengan bahan obat yang lain, zat digerus terlebih dahulu.
Contoh :
Serbuk dengan champora
Champhora sangat mudah mengumpul lagi, untuk
mencegahnya dikerjakan dengan mencampur dulu dengan eter atau etanol 95 %
(untuk obat dikeringkan dengan zat tambahan). Cara inipun harus hati-hati
karena terlalu lama menggerus atau dengan sedikit ditekan waktu menggerus akan
mengumpulkan kembali campuran tersebut.
Serbuk dengan asam salisilat.
Serbuk sangat
ringan dan mudah terbang yang akan menyebabkan rangsangan terhadap selaput
lendir hidung dan mata hingga akan bersin. Dalam hal ini asam salisilat
kita basahi dengan eter dan segera dikeringkan dengan zat tambahan.
Serbuk dengan asam benzoat, naftol, mentol, thymol
Dikerjakan
seperti diatas. Untuk obat dalam dipakai etanol 95 % sedangkan untuk obat luar
digunakan eter.
Serbuk dengan garam-garam yang mengandung kristal.
Dapat
dikerjakan dalam lumpang panas, misalnya KI dan garam- garam bromida.
Garam- garam yang mempunyai garam exiccatusnya, lebih baik kita ganti
dengan exiccatusnya.
Penggantiannya adalah sbb :
Natrii Carbonas
|
50 % atau ½ bagian
|
Ferrosi Sulfas
|
60 % atau 2/3 bagian
|
Aluminii et Kalii Sulfas
|
67 % atau 2/3 bagian
|
Magnesii Sulfas
|
67 % atau 2/3 bagian
|
Natrii Sulfas
|
50 % atau ½ bagian
|
Serbuk dengan bahan setengah padat
Biasanya terdapat dalam bedak tabur. Yang termasuk bahan setengah padat adalah
adeps lanae, cera flava, cera alba, parafin padat, vaselin kuning dan vaselin
putih. Dalam jumlah besar sebaiknya dilebur dulu diatas tangas air, baru
dicampur dengan zat tambahan. Dalam jumlah sedikit digerus dengan penambahan
aceton atau eter, baru ditambah zat tambahan.
Serbuk dengan bahan cair
(1) Serbuk dengan minyak atsiri
Minyak atsiri
dapat diteteskan terakhir atau dapat juga dibuat oleo sacchara, yakni campuran
2 gram gula dengan 1 tetes minyak. Bila hendak dibuat 4 g oleosacchara anisi,
kita campur 4 g saccharum dengan 2 tetes minyak anisi.
(2) Serbuk dengan tinctura
Contohnya
serbuk dengan Opii Tinctura, Digitalis Tinctura, Aconiti Tinctura,
Belladonnae Tinctura, Digitalis Tinctura, Ratanhiae Tinctura.
Tinctur dalam jumlah kecil dikerjakan dengan lumpang
panas kemudian dikeringkan dengan zat tambahan. Sedangkan dalam jumlah besar
dikerjakan dengan menguapkan diatas tangas air sampai kental baru ditambahkan
zat tambahan (sampai dapat diserap oleh zat tambahan ) aduk sampai kering
kemudian diangkat. Tinctura yang diuapkan ini beratnya 0, untuk serbuk terbagi
kehilangan berat tidak perlu diganti, sedangkan untuk serbuk tak terbagi harus
diganti seberat tinctura itu dengan zat tambahan.
Zat berkhasiat
dari tinctur menguap, pada umumnya terbagi menjadi 2 :
§
Tinctur yang dapat diambil bagian-bagiannya.
Spiritus sebagai pelarutnya diganti
dengan zat tambahan. Contohnya Iodii tinc. Camphor Spiritus, Tinc. Opii
Benzoica
§ Tinctur yang tidak dapat
diambil bagian-bagiannya.
Kalau jumlahnya banyak dilakukan
pengeringan pada suhu serendah mungkin, tapi kalau jumlahnya sedikit dapat
ditambah langsung kedalam campuran serbuk. Kita batasi maksimal 4 tetes dalam 1
gram serbuk. Contohnya Valerianae Tinc. Aromatic Tinc.
Serbuk dengan extractum
(1) Extractum Siccum (ekstrak kering)
Pengerjaannya
seperti membuat serbuk dengan zat padat halus. Contohnya Opii extractum,
Strychni extractum
(2) Extractum Spissum (ekstrak kental)
Dikerjakan
dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan pelarut (etanol 70 %) untuk
mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai pengering.
Contohnya Belladonnae extractum, Hyoscyami
extractum. Extrak Cannabis
Indicae dan Extrak Valerianae menggunakanetanol 90 %. Extrak Filicis dengan
eter.
(3) Extractum Liquidum (ekstrak cair)
Dikerjakan
seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya Rhamni Purshianae ext,
Ext. Hydrastis Liq.
Catatan : Ekstrak Chinae Liq. bisa diganti dengan ekstrak
Chinae Siccum sebanyak sepertiganya.
Serbuk dengan tablet atau kapsul
Dalam membuat serbuk dengan tablet dan kapsul diperlukan zat tambahan
sehingga perlu diperhitungkan beratnya. Dapat kita ambil bentuk tablet
atau kapsul itu langsung. Tablet digerus halus kemudian ditimbang beratnya.
Kapsul dikeluarkan isinya kemudian ditimbang beratnya. Kalau tablet
/ kapsul terdiri dari satu macam zat berkhasiat serta diketahui kadar zat
berkhasiatnya dapat kita timbang dalam bentuk zat aslinya. Contohnya
Chlortrimeton tablet kadarnya 4 mg, dapat juga diambil
Chlorpheniramin Maleas dalam bentuk serbuk yang sudah di encerkan dalam
lactosa.
E. Cara Pengemasan Serbuk
Secara umum serbuk dibungkus dan diedarkan dalam 2 macam kemasan yaitu kemasan
untuk serbuk terbagi dan kemasan untuk serbuk tak terbagi. Serbuk oral dapat
diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
Kemasan untuk serbuk terbagi
Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau dapat juga
dengan kertas selofan atau sampul polietilena untuk melindungi serbuk dari
pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi langsung (tanpa
penimbangan ) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen terpisah dengan cara
seteliti mungkin, sehingga tiap-tiap bungkus berisi serbuk yang kurang
lebih sama jumlahnya. Hal tersebut bisa dilakukan bila prosentase perbandingan
pemakaian terhadapdosis maksimal kurang dari 80 %. Bila prosentase perbandingan
pemakaian terhadap DM sama dengan atau lebih besar dari 80 % maka serbuk harus
dibagi berdasarkan penimbangan satu per satu.
Pada dasarnya langkah-langkah melipat atau membungkus kertas pembungkus serbuk
adalah sebagai berikut :
1.
Letakkan kertas rata diatas permukaan meja dan lipatkan ½ inci kearah
kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga keseragaman, langkah
ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan pertama sebagai petunjuk.
2.
Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi-bagi ke tengah kertas
yang telah dilipat satu kali lipatannya mengarah keatas disebelah
seberang dihadapanmu.
3.
Tariklah sisi panjang yang belum dilipat keatas dan letakkanlah pada kira kira
garis lipatan pertama , lakukan hati-hati supaya serbuk tidak berceceran.
4.
Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertasdan lipatlah
kehadapanmu setebal lipatan pertama.
5.
Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan digunakan untuk
mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus sesuai dengan ukuran dos tadi.
Atau bila pengemasnya plastilk yang dilengkapi klip pada ujungnnya usahahan
ukuran pembungkus satu dengan yang lainnya seragam supaya tampak rapi.
6.
Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu persatu dalam dos atau
plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh ada serbuk dan
tidak boleh ada ceceran serbuk.
Kemasan untuk serbuk tak terbagi
Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam wadah
kaleng yang berlubang-lubang atau sejenis ayakan untuk memudahkan penggunaan
pada kulit. Misalnya bedak tabur.
Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam
botol
bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah keluar masuk melalui mulut
botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa.
Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat higroskopis /
mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang mudah menguap. Untuk
serbuk yang komponennya sensitif terhadap cahaya menggunakan wadah gelas
berwarna hijau atau amber.
Read Users' Comments (0)